Reporter: Agus Triyono, Cindy Silviana Sukma | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) kembali naik ke level tertinggi sejak 12 Juli 2013. Kemarin (21/8), harga CPO untuk pengiriman November 2013 di Bursa Malaysia naik 0,34% menjadi RM 2.337 dibanding hari sebelumnya.
Penguatan harga CPO menutup penurunan harga di hari sebelumnya. Selasa lalu, harga CPO sempat melemah akibat tekanan pasar komoditas secara umum.
Ariston Tjendra, analis Monex Investindo Futures mengatakan, turunnya sejumlah harga komoditas utama dunia telah berimbas terhadap pelemahan harga CPO. "Isunya sama, menjelang rilis risalah rapat The Fed, Kamis ini, pasar berspekulasi bahwa September nanti The Fed akan benar - benar mengurangi stimulus moneter, September nanti," kata Ariston.
Ariston mengatakan, secara fundamental, harga CPO sedang di atas angin. Laporan dari Surveyor Intertek bahwa tingkat ekspor CPO Malaysia, produsen CPO terbesar nomor dua di dunia, pada 20 hari pertama Agustus ini naik 10% menjadi 880.979 ton sebenarnya memberikan angin segar bagi CPO untuk melanjutkan penguatan harga.
Juni Sutikno, analis Philip Futures menambahkan, tekanan atas harga CPO tidak berlangsung lama. Menurut Juni, harga CPO masih berpotensi melanjutkan penguatan.
Selain akan ditopang oleh peningkatan ekspor CPO selama 20 hari pertama Agustus kemarin, potensi penguatan juga akan disokong oleh lonjakan harga kedelai, komoditas substitusi CPO.
Asal tahu saja, harga minyak kacang kedelai untuk kontrak pengiriman Desember 2013 di Chicago Board of Trade (CBOT), naik 3,1% menjadi US$ 43,18 per bushel dari posisi terendahnya US$ 41,88 per bushel sejak 9 Agustus.
Ariston mengatakan, secara teknikal, pergerakan harga CPO selama sepekan ke depan masih akan lunglai walaupun sifat pelemahannya tidak akan tajam. Pergerakan harga ini antara lain bisa dilihat dari posisi indikator moving average convergence divergence (MACD) yang berada di area bawah 0. Sinyal koreksi, juga ditunjukkan oleh relative strength index (RSI) yang berada di level 46 atau di bawah level 50.
Sementara itu, stochastic baru keluar dari area oversold, belum menunjukkan pembalikan arah. Ini mengindikasikan bahwa harga CPO masih bisa menguat.
Ariston memperkirakan, sepekan ke depan, harga CPO akan melemah terbatas di kisaran RM 2.250-RM 2.410 per metrik ton. Berbeda dengan Ariston, Juni justru memprediksi, sepekan ke depan, harga CPO berpotensi menguat ke kisaran RM 2.225-RM 2.400 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News