Reporter: Nadya Zahira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) tercatat bergerak positif. Berdasarkan Trading Economics, harga CPO naik 0,28% ke level MYR 4.293 per ton pada Jumat (15/3) pukul 20.00 WIB. Dalam sebulan, harga CPO juga telah naik 0,52% dan sepekan naik 0,46%.
Pengamat Komoditas dan Founder Traderindo.com, Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, sentimen yang membuat harga CPO naik yaitu, karena membaiknya komoditas energi khususnya oil dan coal. pasalnya, harga oil pun masih lumayan bertahan setelah sebelumnya sempat rebound signifikan.
Selain itu, harga CPO terkorelasi naik juga didukung oleh momen bulan puasa Ramadan dan Lebaran Idul Fitri mendatang, yang mana permintaan kerap kali meningkat dua kali lipat, dibandingkan pada bulan-bulan biasanya.
Baca Juga: Momen Ramadan Mengerek Harga CPO, Simak Prospeknya Berikut Ini
"Karena pada saat bulan puasa seperti ini, permintaan konsumsi dalam negeri juga akan meningkat, sehingga wajar jika harga CPO turut naik," kata Wahyu kepada Kontan.co.id, Jumat (15/3).
Wahyu menyebutkan, sejak awal Februari 2024, harga minyak kelapa sawit sudah mengalami kenaikan sebesar 1,41%. Sehingga secara keseluruhan, dari awal tahun hingga saat ini harga CPO mengalami kenaikan sebesar 4,29%.
Untuk itu, dia menilai harga CPO jelang puasa dan Lebaran akan bertahan di MYR 4.000 per ton dengan harga tertinggi di MYR 4.200 per ton. Sementara hingga akhir tahun, harga CPO diproyeksikan di kisaran MYR 3.700 - MYR 4.200 per ton.
Sementara itu, Research and Development ICDX Jonathan Oktavianus menilai, naiknya harga CPO karena adanya kekhawatiran pasar pada produksi dan stok CPO yang lebih sedikit di 2024, akibat cuaca buruk El Nino di tahun lalu.
Selain itu, konsumsi dalam negeri yang meningkat seiring adanya mandat biodiesel Indonesia dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang berencana untuk melakukan uji terap program biodiesel 40% atau bahan bakar nabati dari sawit (B40) untuk sektor non-industri tahun ini.
"Seperti dalam laporan Gapki, Implementasi kebijakan yang sebelumnya, yaitu Biodiesel (B35) yang secara efektif dilakukan pada Juli 2022 telah meningkatkan konsumsi minyak sawit sebesar 17,68% yakni dari 9,048 juta ton pada tahun 2022 menjadi 10,65 juta ton di tahun 2023," kata Jonathan saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (15/3).
Baca Juga: Stok CPO Malaysia Turun, Produksi Indonesia 2024 Stagnan, Begini Dampaknya ke Harga
Sentimen selanjutnya, Jonathan bilang, datang dari momen Ramadan. Di mana selama bulan suci ini, terjadi peningkatan produksi makanan dan minuman khusus untuk berbuka puasa yang mengandung bahan dasar dari kelapa sawit, seperti minyak goreng, margarin, dan berbagai jenis makanan ringan.
"Ini dapat menyebabkan peningkatan permintaan akan produk-produk yang mengandung kelapa sawit yang juga mendorong harga lebih lanjut," kata dia.
Jonathan pun memperkirakan harga CPO akan diperdagangkan pada MYR 4.200 MYR per metrik ton pada akhir kuartal ini. Sementara pada akhir tahun 2024, harga minyak kelapa sawit diproyeksi menyentuk level MYR 3.800 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News