Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) terus mendaki untuk hari yang keempat, dan mendekati level tertinggi dalam setahun.
Kontrak CPO untuk pengiriman Juni di Malaysia Derivatives Exchange reli 0,4% ke posisi RM 3.494 atau setara US$ 1.140 per metrik ton, sebelum mengakhiri sesi perdagangan pagi di RM 3.486. Kemarin, kontrak yang sama sempat bertengger di RM 34.97 per metrik ton. Ini merupakan harga tertinggi sejak 10 Maret 2011.
Harga minyak sawit terus melejit lantaran kekhawatiran musim kering di Amerika Selatan bisa menyebabkan seretnya persediaan minyak nabati global.
"Kekhawatiran soal penurunan pasokan yang mendorong harga lebih tinggi. Namun, kenaikan mungkin akan terbatas karena sebagian investor mungkin akan melakukan profit taking," kata Ivy Ng, analis CIMB Investment Bank Bhd., di Kuala Lumpur.
Kemarin, Direktur Godrej International Ltd. Dorab Mistry menyebut, pertumbuhan produksi minyak sawit di semester pertama 2012 akan melambat dibanding periode yang sama tahun lalu. Dia bilang, produksi CPO Malaysia dan Indonesia pada Januari dan Februari lebih rendah dari proyeksi sebelumnya. "Produksi akan meningkat sebesar 2 juta ton di tahun ini, lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang mencapai 5 juta ton, kata Mistry.
Di sisi lain, kekeringan di AS juga akan memangkas produksi kedelai, sehingga harganya kian melambung. Pergerakan harga minyak kedelai tentunya akan berimbas pula pada harga CPO, lantaran keduanya merupakan produk substitusi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News