kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga CPO menguat, analis tunjuk sejumlah faktor pendorongnya


Kamis, 10 Januari 2019 / 12:47 WIB
Harga CPO menguat, analis tunjuk sejumlah faktor pendorongnya


Reporter: Aldo Fernando | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) pada Bursa Derivatif Malaysia (Malaysia Derivatives Exchange) ditutup menguat 4 poin atau sebesar 0,18% ke posisi RM 2.182 per ton pada Rabu (9/1). Analis menilai ada beberapa faktor yang memengaruhi kenaikan harga CPO.

Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan, peningkatan ekspor CPO menjadi salah satu faktor meningkatnya harga CPO beberapa hari terakhir. Berdasarkan catatan Deddy, pada Desember tahun lalu hasil survei kargo ekspor CPO Malaysia meningkat dengan kisaran 1 juta ton hingga 1,3 juta ton.

“Dengan kondisi ini, diharapkan naiknya volume ekspor CPO Malaysia akan memangkas cadangan CPO Malaysia. Ini karena cadangan CPO Malaysia di bulan November lalu sempat melimpah,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (10/1). Sebagai informasi, persedian CPO Malaysia dari Mei hingga memuncak pada November 2018 sebesar 3,01 juta ton.

Selain itu, faktor kedua yang menyebabkan kenaikan CPO adalah turunnya bea impor CPO di India. “Ini menambah katalis positif di pasar. Ekspektasinya, turunnya bea impor ini menjadi sinyal positif akan naiknya permintaan dari India,” lanjutnya.

Ia melanjutkan faktor ketiganya adalah kenaikan harga minyak kedelai baru-baru ini yang berperan mendorong harga CPO. Naiknya harga minyak kedelai cenderung membuat pelaku pasar melirik produk alternatif, seperti CPO.

Menurut dia, faktor domestik yang juga memengaruhi kenaikan harga CPO adalah pernyataan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriyono. Joko mengatakan kenaikan harga CPO berkaitan dengan fenomena musiman yang mana pasokan CPO sejak Desember-Maret selalu turun. “Hal tersebut menambah energi pasar CPO,” kata Deddy.

Ekspor CPO Malaysia yang melesat secara signifikan sebesar 92% di awal Januari 2019 juga membuat pasar semakin bergairah.

Sementara itu, Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim menyoroti dua faktor fundamental penyebab kenaikan CPO. Pertama, soal sentimen positif pelaku pasar terhadap pertemuan dagang AS-Tiongkok yang mengindikasikan meredanya gejolak perang dagang.

Kedua, bank sentral AS yang akan memberikan komentar tentang kondisi ekonomi AS. “Pernyataan dari The Fed sendiri masih akan dovish melihat kondisi perekonomian AS dan global. Nampaknya, The Fed tidak akan membahas kenaikan suku bunga,” ujarnya.

Dari sisi penawaran dan permintaan, Ibrahim berpendapat faktor peningkatan permintaan CPO dari Jepang, India, dan Tiongkok berkontribusi meningkatkan harga CPO. Seperti China yang bersiap melakukan impor untuk menyambut Imlek.

Senada dengan Deddy, Ibrahim menilai faktor musiman juga memengaruhi harga CPO. Memasuki musim hujan, produksi CPO akan menurun dan dibarengi kenaikan permintaan.

Faktor lainnya, kebijakan B20 (solar yang dicampur dengan 20 persen biodiesel) dari pemerintah ikut menggeliatkan harga CPO hari ini. “Namun, kami juga belum mengatakan harga CPO akan naik terus karena mempertimbangkan kondisi ekonomi global, termasuk kelanjutan perang dagang AS-Tiongkok,” jelas Ibrahim.

Menurut kedua analis, ada potensi penguatan harga CPO seiring naiknya harga minyak dunia hari ini. Deddy memprediksi harga CPO berpotensi menguat pada kisaran RM 2.200- RM 2.220. Ibrahim juga melihat kecenderungan harga CPO menguat di rentang RM 2.170 – RM 2.215.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×