CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.859   1,00   0,01%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Harga CPO mencapai level tertinggi sejak Februari 2017


Kamis, 26 Desember 2019 / 21:59 WIB
Harga CPO mencapai level tertinggi sejak Februari 2017
ILUSTRASI. Pekerja melakukan bongkar muat Tandan Buah Segar (TBS) sawit untuk diangkut ke pabrik CPO Subulussalam di Desa Blang Dalam Babahrot, Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh, Jumat (16/8/2019). Kamis (26/12), harga CPO untuk pengiriman Maret 2020 di Bursa Malaysia


Reporter: Irene Sugiharti | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas crude palm oil (CPO) menyentuh level tertinggi dalam hampir tiga tahun terakhir. Kamis (26/12), harga CPO untuk pengiriman Maret 2020 di Bursa Malaysia berada di RM 3.005 per metrik ton, naik 2,80% dalam sehari.

Harga CPO ini sudah naik 34,69% sejak awal tahun. Sedangkan berdasarkan kontrak generik, harga CPO ini mencapai level tertinggi sejak pertengahan Februari 2017.

Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan, kenaikan harga CPO didorong oleh penurunan produksi CPO Malaysia. "Faktor yang memicu kenaikan harga CPO salah satunya datang dari perkiraan produksi sawit Malaysia untuk periode Oktober 2019- September 2020 diprediksi akan turun sebesar 2% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Tentunya ini akan membatasi pasokan, kondisi ini seiring dengan serapan CPO untuk program B30 di Indonesia dan B20 di Malaysia," papar Deddy, Kamis (26/12).

Baca Juga: Ini dampak B30 pada kendaraan

Menurut Deddy, keberadaan program B20 dan B30 akan meningkatkan kebutuhan CPO, bahkan diprediksi akan mencapai angka 10 juta ton per tahun. Dengan adanya permintaan yang meningkat, harga CPO pun berpeluang melaju.

Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono menilai, pergerakan harga CPO masih dipengaruhi oleh beberapa hal seperti terjadinya oversupply yang diiringi permintaan yang tidak sebanding, musim yang pro bagi kegiatan industri.

Sentimen lain juga muncul dari India yang diprediksi akan lebih banyak menyerap konsumsi minyak tahun depan. Wahyu menilai kendati harga CPO saat ini terus merangkak naik, pasar harus bersiap-siap akan terjadinya koreksi.

Baca Juga: Hingga Oktober 2019, produksi CPO Indonesia tumbuh 11,26%

Deddy menilai, jika pemerintah konsisten menjalankan program B30, pergerakan harga CPO berpeluang menanjak sepanjang semester pertama 2020. Bulan puasa 2020 yang dimulai sejak April 2020 menurut Deddy juga akan jadi dorongan tambahan bagi penguatan harga CPO. "Selama harga CPO masih bertahan di level RM 2.800 bukan tidak mungkin di tahun 2020 mendatang harga CPO bisa lebih tinggi dari harga saat ini," tutur Deddy.

Wahyu menambahkan bahwa masih ada harapan yang cemerlang bagi harga CPO tahun depan akibat program B30. Di sisi lain, kesadaran akan lingkungan dan green ecology berpotensi menahan laju harga CPO.

Wahyu memproyeksikan harga CPO kisaran wajar dan level oversold untuk CPO tahun depan akan berada di kisaran RM 2.400-3.000 dan RM 2.000-RM 3.300. Adapun Deddy memperkirakan harga CPO akan bergerak di rentang RM 2.800- RM 3.000 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×