CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Harga CPO Masih Lesu, Intip Prospeknya di Tahun Depan


Kamis, 24 November 2022 / 19:13 WIB
Harga CPO Masih Lesu, Intip Prospeknya di Tahun Depan
ILUSTRASI. Harga CPO anjlok setelah adanya kebijakan pengetatan oleh bank sentral di seluruh dunia.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) masih tertunduk lesu. Kebijakan covid-19 dan suku bunga tinggi menekan harga CPO di sepanjang tahun ini.

Mengutip Tradingeconomics, harga CPO berada di RM 4.075 per ton pada pukul 16.32 WIB, Kamis (24/11). Harga CPO turun 0,83% secara harian dan turun 1,26% secara bulanan. Harga CPO sudah ambruk 17,29% secara tahunan.

Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, sebenarnya harga CPO sempat naik tinggi bersama harga gandum dan kacang kedelai di awal tahun ini. Kenaikan disinyalir seiring dengan permintaan yang tinggi oleh harapan dibukanya kembali ekonomi pasca covid-19. 

Namun, harga CPO kemudian anjlok setelah adanya kebijakan pengetatan oleh bank sentral di seluruh dunia. Langkah China yang masih terus melanjutkan zero-covid policy juga menjadi pemicunya.

Baca Juga: Kontribusi Indonesia di Produksi Minyak Sawit Dunia Besar

Pada Rabu (23/11), harga minyak kelapa sawit berjangka Malaysia berakhir naik tajam 2,5% menjadi RM 4.104 per ton atau setara US$ 897,64 per ton. Penguatan ini sudah berlangsung selama tiga hari beruntun.

Menurut Lukman, pasar berekspektasi bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve akan mulai memperkecil besaran kenaikan suku bunga. Serta, China yang diisukan akan segera melonggarkan lockdown.

"Kedua hal ini sangat berperan pada permintaan. Dari sisi pasokan, panen puncak Oktober dan November juga akan membatasi kenaikan pada harga," ucap Lukman saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (24/11).

Lukman menilai prospek harga CPO masih akan berada dalam tekanan. Sebab, ekonomi global yang melambat dan bahkan resesi di banyak negara besar dan output yang masih tinggi masih akan menekan harga CPO di tahun 2023.

Baca Juga: Intip Prospek Sektor CPO Beserta Rekomendasi Sahamnya

"Terlebih apabila China masih tetap dalam status lockdown ketat. Risikonya, permintaan CPO masih akan rendah," kata Lukman.

Lukman memperkirakan, harga CPO di akhir tahun 2022 bakal berada di rentang RM 3.900-RM 4.000 per ton. Sedangkan, prediksi harga CPO di semester pertama 2023 di area RM 3.300-RM 3.500 per ton, dengan harga rata-rata sepanjang tahun 2023 di kisaran RM 3.000-RM 3.500 per ton.

Sementara, Direktur Utama Bursa Berjangka Jakarta (BBJ), Stephanus Paulus Lumintang memandang bahwa ada ruang penguatan bagi harga CPO terutama pada kuartal pertama 2023 mendatang. Beberapa sentimen yang dapat mempengaruhi antara lain substitusi komoditas lain seperti soybean, penyerapan importir, dan bertambahnya pengguna CPO dari luar Indonesia.

Di sisi lain terdapat risiko bagi harga CPO seperti terjadinya perubahan faktor alam dari la nina, serta harga sektor energi seperti minyak mentah dan batubara yang bergerak fluktuatif. "Prospek harga CPO untuk tahun depan diperkirakan bisa menunjukkan penguatan," imbuh Paulus kepada Kontan.co.id, Kamis (24/11).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×