kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Harga CPO masih dibayangi sentimen negatif


Minggu, 22 Oktober 2017 / 14:11 WIB
Harga CPO masih dibayangi sentimen negatif


Reporter: Nathania Pessak | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak sawit kembali bergerak naik. Namun, analis melihat, kenaikan ini hanya berlangsung sementara.

Mengutip Bloomberg, Jumat (20/10) harga crude palm oil (CPO) atau minyak sawit kontrak pengiriman Desember 2017 menguat 0,64% ke level RM 2.740 per metrik ton.

Research & Analyst Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar menyebut, secara fundamental, hingga akhir tahun harga CPO masih dibayangi banyak katalis negatif. "Adanya proyeksi kenaikan panen kedelai di AS bisa menghambat laju harga CPO," ujarnya.

Minyak kedelai sebagai alternatif minyak sawit memang diproyeksi mengalami kenaikan produksi. Perkebunan kedelai di AS bertambah menjadi 8 juta hektare (ha). Dengan adanya produksi dan panen yang berlebih, dapat membuat harga minyak kedelai menjadi murah dan mematahkan harga CPO. "Karena harga murah, maka pasar akan cenderung membeli minyak kedelai daripada CPO," imbuh Deddy.

Selain itu, Deddy juga bilang, saat ini berdasarkan data dari GAPKI, ekspor CPO Indonesia untuk periode bulan September turun menjadi 2,69 juta ton dibanding bulan sebelumnya di 2,71 juta ton. "Menyusutnya permintaan akan CPO juga masih menjadi sentimen yang negatif bagi harga komoditas ini," kata Deddy lagi.

Menurut Deddy, penyusutan permintaan CPO ini dikarenakan telah usainya festival Diwali di India. "Permintaan tinggi itu jelang Diwali, tapi sekarang permintaan sudah menurun kembali. Selain itu, India juga saat ini memberlakukan pajak impor menjadi 15% dan ini juga menahan permintaan," ungkap Deddy.

Deddy meramalkan, hingga akhir tahun kalaupun CPO melaju, tetapi harganya tidak akan menembus level RM 2.800 per metrik ton. "Karena pasar masih mengkhawatirkan dua sentimen utama tadi," tandas Deddy.

Prediksi Deddy, Senin (23/10) harga minyak sawit cenderung konsolidasi di level RM 2.700 - RM 2.770 per metrik ton. Begitu juga selama sepekan akan ada di kisaran RM 2.660 - RM 2.810 per metrik ton.

Secara teknikal, Deddy melihat harga bergerak di bawah indikator moving average (MA) 50 tetapi di atas MA100 dan MA200. Kemudian relative strength index (RSI) berada di area 51 dan cenderung menguat. Sedang, indkator stochastic dan moving average convergence divergence (MACD) masing-masing berada di area overbought di level 80 dan area negatif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×