kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga CPO masih berpeluang naik, saham-saham emiten CPO tetap layak dilirik


Minggu, 18 Agustus 2019 / 10:06 WIB
Harga CPO masih berpeluang naik, saham-saham emiten CPO tetap layak dilirik
ILUSTRASI. Harga CPO masih berpeluang naik. Analis menilai, saham-saham emiten CPO tetap layak dilirik.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat

Selain itu, Nafan juga mengatakan, secara teknikal saham-saham emiten CPO masih bergerak bagus. "Pelaku pasar sedang mencermati pergerakan harga saham yang relatif memiliki valuasi yang menarik, pergerakannya relatif murah dan rendah," jelas Nafan.

Hanya saja, Nafan masih menyebutkan adanya tantangan-tantangan dari sektor CPO. Dalam hal ini, ia juga menyebutkan faktor tarif impor dari Eropa. Menurutnya, perlu ada diplomasi ekonomi yang kuat dalam struktural untuk mengatasi hal tersebut.

Baca Juga: Kementerian ESDM Uji ketahanan B30 pada suhu dingin, begini hasilnya

Selain itu, ia juga bilang mengenai faktor cuaca yang dapat mempengaruhi produktivitas CPO. Jika cuaca cukup kondusif, industri CPO ini dinilai bisa tumbuh dan berkembang.

Berbeda dengan dua analis sebelumnya, analis Ciptadana Sekuritas Yasmin Soulisa menilai prospek saham di sektor CPO ini kurang baik. Alasannya, harga CPO pada tahun ini tergolong rendah dari tahun sebelumnya. Oleh karena itu, ia memangkas asumsi rata-rata harga CPO dari yang sebelumnya RM 2.300 per ton menjadi RM 2.000 per ton. "Kinerja harga CPO yang terus berada di kisaran RM 1.900 - RM 2.100 per ton sepanjang tahun sehingga prospek sahamnya masih kurang baik," ujar Yasmin.

Dari beberapa emiten CPO, Nafan bilang, LSIP menjadi salah satu emiten favorit yang bergerak di bidang ini. Nafan menilai pangsa pasar domestik maupun global masih meminati produk CPO dari LSIP.

Baca Juga: Pemerintah Indonesia sudah sampaikan tanggapan atas tuduhan subsidi UE

Senada, analis Jasa Capital Utama Sekuritas Indonesia Chris Apriliony bilang LSIP menjadi salah satu emiten CPO yang paling stabil. Selain itu, fundamental perusahaan ini sangat kuat. "Walaupun pendapatan turun pada tahun ini, perusahaan ini stabil karena produksinya mereka tidak hanya di ekspor tetapi ada beberapa yang diambil oleh grupnya sendiri," ujar Chris.

Pendapat lain diutarakan oleh Yasmin. Ia lebih merekomendasikan TBLA untuk emiten sektor CPO. Menurutnya, TBLA yang sekaligus sebagai produsen biodiesel diuntungkan dengan inisiatif pemerintah untuk meningkatkan komposisi kelapa sawit dalam biodiesel. Untuk saham TBLA, Yasmin merekomendasikan buy saham TBLA dengan target harga Rp 1.040 per saham.

Baca Juga: Soal diskriminasi biodiesel, pemerintah akan ajukan nota keberatan ke UE

Untuk saham LSIP, Nafan merekomendasikan maintain buy dengan target harga Rp 1.655 per saham dalam estimasi jangka panjang. Sedangkan Chris menyarankan buy on weakness untuk saham LSIP dengan target harga Rp. 1.400 per saham. Adapun Yasmin merekomendasikan hold saham LSIP dengan target harga Rp 1.120 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×