kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga CPO makin terperosok dalam sepekan


Minggu, 31 Maret 2019 / 22:17 WIB
Harga CPO makin terperosok dalam sepekan


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat unjuk gigi, harga minyak sawit mentah kembali loyo. Semua indikator negatif di global membuat masih akan turun hingga April mendatang.

Mengutip Bloomberg, harga CPO kontrak pengiriman Juni 2019 di Malaysia Derivative Exchange pada Jumat (29/3) lalu berada di level RM 2.106 per metrik ton. Angka ini turun sebanyak 0,66% dari harga CPO sebelumnya RM 2.120 per metrik ton. Bahkan sepekan harga anjlok 2,81%.

Direktur PT Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan jatuhnya harga CPO terus terjadi karena belum adanya penyelesaian atas kampanye hitam. Kampanye hitam terjadi di kawasan Uni Eropa mengenai penggunaan CPO. Sekedar informasi saja, kebijakan Eropa yang memberlakukan Indirect Land Use Change (ILUC) dinilai akan berdampak pada berkurangnya ekspor biodiesel. Kampanye hitam Eropa yang mendiskriminasi produk CPO Indonesia telah menurunkan ekspor CPO ke Eropa sebesar 10%.

"Sampai sekarang belum ada informasi untuk menyelesaikan karena semua pejabat fokus untuk memilih pemimpin 17 April mendatang," ujar Ibrahim kepada Kontan.co.id, Minggu (31/3).

Kemudian, faktor yang menjatuhkan harga CPO datang dari pelambatan ekonomi global dan resesi di Amerika Serikat. Kondisi pelambatan ekonomi AS tiga bulan mendatang, ditambah masalah Brexit yang masih ditolak oleh Parlemen Uni Eropa membuat pelaku pasar masih dirundung kecemasan masuk dalam pasar komoditas termasuk CPO.

Persoalan perang dagang juga turut mendorong pelemahan harga CPO lebih jatuh. Sehingga, Ibrahim menilai bahwa belum adanya kabar baik dari negosiasi dagang bisa terus menjatuhkan harga komoditas termasuk CPO. Ibrahim menyebut jika harga terus berada di bawah level RM 2.106 per metrik ton maka program Pemerintah menyokong harga CPO, seperti B20 tidak mampu menaikkan harga CPO.

"Tetapi Tiongkok sudah mempersiapkan eksportir baru seperti Uni Eropa, Rusia, Asia Tenga dan Timur Tengah. Jadi kalaupun perang dagang batal, Tiongkok punya pasar lebih besar dari AS," tandasnya.

Besok, Ibrahim memperkirakan harga CPO masih akan melemah. Diproyeksikan besok berkisar di level RM 2.087 sampai RM 2.110 per metrik ton. Sementara sepekan bergerak di kisaran RM 2.050 sampai RM 2.150 per metrik ton.

Secara teknikal, bollinger band dan moving average 20% di atas bollinger bawah. Dan MACD juga RSI 70% sementara stochastic 70% negatif. Semua indikator mengindikasi pelemahan lebih lanjut dan kalaupun menguat itu terbatas. Ibrahim pun merekomendasikan sell.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×