Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin jatuh ke titik terendah sejak Juli 2021 pada Senin (9/5), menyusul kejatuhan pasar saham sejalan dengan apa yang disebut aset berisiko seperti saham teknologi.
Berdasarkan data CoinMarketCap, harga Bitcoin pada Senin (9/5) sempat terkapar di US$ 32.813,31, titik terendah sejak Juli 2021 yang ketika itu bertengger di level US$ 32.951.
Tapi, harga Bitcoin mulai bangkit dan ada di US$ 33.035,90 pada pukul 19.30 WIB tapi masih anjlok 4,79% dalam 24 jam terakhir dan merosot 14,51% selama satu pekan belakangan.
Harga mata uang kripto terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar tersebut turun selama lima hari berturut-turut. Tapi, ada di bawah US$ 40.000 sejak 29 April lalu.
Baca Juga: Harga Bitcoin Jatuh ke Level Terendah dalam 3 Bulan, Masih Berpotensi Turun
Harga Bitcoin sebagian besar bertahan antara US$ 35.000 dan US$ 46.000 selama beberapa bulan terakhir. Sehingga, penurunan harga terbaru mungkin menandai awal dari tren pasar baru mata uang kripto tertua itu.
Mengutip CoinDesk, indikator grafik harga Bitcoin cenderung bearish akhir pekan lalu. Sebab, harga mata uang kripto dengan kode BTS tersebut menembus di bawah garis tren naik tiga bulan.
Mencapai level tertinggi sepanjang masa pada 10 November tahun lalu, penurunan harga di bawah US$ 34.500 menunjukkan koreksi lebih dari 50%.
"BTC terus terbebani oleh tekanan makro dan sentimen pasar secara umum," kata Joe DiPasquale, CEO BitBull Capital, kepada CoinDesk. "Kenaikan suku bunga AS menghasilkan volatilitas tetapi pergerakan naik hanya berumur pendek".
Baca Juga: Hindari Bitcoin, Warren Buffett Rekomendasikan Beli 2 Aset Produktif Ini
DiPasquale memperkirakan, harga Bitcoin akan turun lebih jauh, terutama karena kebijakan moneter terus berkontraksi. Tapi, dia tidak melihat BTC akan jatuh di kisaran US$ 25.000 hingga US$ 30.000.
"Saya pikir, segala sesuatu di dalam kripto masih digolongkan sebagai aset berisiko, dan mirip dengan apa yang telah kita lihat dengan Nasdaq, sebagian besar mata uang kripto terpukul,” kata Matt Dibb, COO Stack Funds, kepada Reuters.
Nasdaq yang berisi saham Saham teknologi turun 1,5% minggu lalu dan kehilangan 22% tahun ini, gara-gara prospek inflasi yang memaksa bank sentral AS, Federal Reserve menaikkan suku bunga meski pertumbuhan ekonomi melambat. Nasdaq turun 2,3% pada Senin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News