kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Harga Bitcoin Sudah Tembus Rp 1 Miliar, Masih Bisa Naik Lagi?


Senin, 04 Maret 2024 / 20:38 WIB
Harga Bitcoin Sudah Tembus Rp 1 Miliar, Masih Bisa Naik Lagi?
ILUSTRASI. Mata uang digital Bitcoin, Shiba, Lyra, Ripple. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) telah menyentuh level tertingginya dalam dua tahun terakhir. Bahkan, pada Senin (4/3) pukul 17.35 WIB, BTC berhasil menembus hingga ke harga US$ 65.000 atau setara dengan Rp 1 miliar (kurs Rp 15.700). 

Sejak akhir 2021, Bitcoin tercatat sempat menyentuh harga tertinggi di level US$ 64.285 pada perdagangan awal di pasar Asia. Semenetara untuk rekor tertinggi Bitcoin adalah US$ 68.999,99 yang terjadi pada November 2021 lalu. 

Menanggapi hal tersebut, Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur mengatakan harga Bitcoin bisa mencapai puncak baru di tahun 2024, melebihi US$ 65.000 atau sekitar Rp 1 miliar karena pelaku pasar bereaksi cepat sebelum perdagangan ETF dilanjutkan pada Senin (3/4) waktu Amerika Serikat (AS). 

Fyqieh menjelaskan, kenaikan harga Bitcoin tersebut juga disebabkan arus masuk yang besar ke ETF Bitcoin Spot yang terdaftar di AS, walaupun terdapat penarikan dari Grayscale Bitcoin Trust (GBTC). 

“Ketertarikan institusional dan antisipasi terhadap musim Altcoin menandakan bahwa kenaikan ini baru saja dimulai,” ujar Fyqieh kepada Kontan.co.id, Senin (4/3). 

Baca Juga: Bitcoin Tembus US$ 65.000, Kian Dekati Level Harga Tertinggi Sepanjang Masa

Selama lima hari terakhir, harga Bitcoin telah stabil antara US$ 61.000 dan US$ 64.000, dan pada Senin (4/3), berada di sekitar US$ 65.432. Ia memperkirakan akan terjadi lonjakan harga sekitar 4%-6% menuju US$ 66.000 dalam beberapa hari ke depan. 

“Jika tren ini berlanjut, Bitcoin bisa menargetkan harga US$ 66.655, dan menuju US$ 70.000,” kata Fyqieh. 

Lebih lanjut, Fyqieh menyebutkan, sekitar 97% pemegang Bitcoin saat ini berada dalam posisi yang menguntungkan. Artinya, mayoritas enggan menjual. Tekanan jual yang terbatas tersebut menempatkan harga BTC pada posisi utama untuk mempertahankan level dukungan yang relatif tinggi di atas area $60.000. 

“Dan jika arus masuk ETF Bitcoin semakin kuat saat perdagangan dibuka pada Senin 4 Maret 2024 waktu AS, maka kenaikan dengan leverage tinggi dapat dimanfaatkan untuk akhirnya mendapatkan kembali harga tertinggi baru sepanjang masa US$ 70.000 atau sekitar Rp 1,1 miliar,” kata Fyqieh. 

Selain itu, Fyqieh mengatakan, pada pekan ini, semua perhatian tertuju pada testimoni Ketua The Fed, Jerome Powell di depan Kongres, pada 6-7 Maret 2024. Testimoni ini berpotensi mempengaruhi sentimen pasar di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap inflasi dan potensi penyesuaian suku bunga, pernyataan Powell memiliki pengaruh yang signifikan bagi investor dan analis.

Tak hanya itu, beberapa pejabat Fed lainnya juga akan memberikan wawasan mengenai sikap kebijakan Fed saat ini, terkait suku bunga. Bahkan, sejumlah indikator ekonomi, termasuk data ketenagakerjaan ADP, lowongan pekerjaan AS, produktivitas AS, dan tingkat pengangguran AS, akan dirilis minggu ini. 

“Indikator-indikator ini membantu pelaku pasar kripto dalam mengukur potensi pergerakan Fed pada pertemuan mendatang,” kata dia. 

Dia mengatakan, sentimen Crypto Fear & Greed Index juga masih menunjukan optimisme pasar dengan level angka 82 poin di kategori "Extreme Greed". Artinya, para trader dan investor masih bergairah untuk mengakumulasi aset terutama Bitcoin dan altcoin.

“Apalagi seperti koin meme dengan lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada minggu lalu,” ujarnya. 

Baca Juga: Harga Bitcoin Tembus Rp 1 Miliar, Terdorong Dana Segar ke Bitcoin ETF

Selain itu, optimisme seputar halving Bitcoin yang diperkirakan akan terjadi dalam waktu kurang dari 50 hari juga menambah sentimen pasar. Secara historis, peristiwa halving telah memicu reli Bitcoin, meskipun kehati-hatian tetap berlaku di tengah peringatan akan potensi koreksi.

Fyqieh pun mengamati, indikator teknis BTC sudah berada di area overbought, yang dapat mengindikasikan bahwa Bitcoin mungkin telah masuk ke wilayah yang terlalu overhype untuk dibeli. 

“Kemungkinan besar koreksi dalam jangka pendek masih besar dengan level support kuat terdekat saat ini ada di US$ 63.000,” ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×