Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) tengah mengalami penurunan. Mengutip Coin market cap Minggu (23/11) pukul 11.05 WIB, harga Bitcoin berada di level US$ 86.198, turun 9,94% dalam sepekan.
Menurut Founder FLOQ, Yudhono Rawis, pelemahan Bitcoin menuju area sekitar US$ 85.000 saat ini menunjukkan indikasi awal dimulainya fase bear market. Sejumlah faktor makro, termasuk penguatan dolar AS, risk-off sentimen global, dan outflow ETF, telah mendorong pergeseran struktur pasar menuju kondisi yang lebih defensif.
Meskipun harga melemah, data on-chain tidak menunjukkan tanda-tanda kapitulasi yang menjadi ciri awal bear market. Siklus kali ini berbeda, karena struktur fundamental tetap lebih kuat. Karena itu, Yudhono menekankan pentingnya memantau pergerakan harga hingga akhir tahun untuk memastikan apakah tren bearish ini semakin dalam atau mulai menemukan stabilitas.
Baca Juga: Harga Bitcoin Tertekan, Pasar Memasuki Fase Bearish Global
“Pasar menunjukkan indikasi awal bear market, namun fundamental Bitcoin tetap kuat. Investor perlu disiplin, objektif, dan terus mengevaluasi pergerakan hingga akhir tahun untuk menentukan apakah bear market ini semakin dalam atau mulai stabil,” ujar Yudhono kepada Kontan, Minggu (23/11/2025).
Yudhono menambahkan pergerakan Bitcoin jangka pendek sangat dipengaruhi oleh dinamika makro global. Pernyataan hawkish dari pejabat The Fed membuat pasar menunda ekspektasi penurunan suku bunga, memicu risk-off yang menekan Bitcoin.
Penguatan indeks dolar AS (DXY) turut memberi tekanan karena umumnya bergerak terbalik dengan BTC. Selain itu, pelemahan sektor teknologi seperti Nasdaq semakin memperkuat kondisi bearish, mengingat investor institusional memposisikan Bitcoin sebagai aset berisiko tinggi. Kombinasi faktor ini menjadi indikator awal bear market yang terbentuk oleh faktor makro
Meski begitu, data on-chain menunjukkan kondisi yang lebih sehat dibanding bear market sebelumnya. Tidak ada tekanan jual besar dari miner, suplai di exchange rendah, dan investor jangka panjang tetap memegang aset di dekat level tertinggi. Aktivitas ritel juga stabil.
“Semua ini menunjukkan bahwa bear market kali ini lebih terukur, lebih dewasa, dan dipicu oleh faktor makro, bukan panic selling,” ucap dia.
Yudhono menilai pasar telah memasuki fase awal bear market, namun kedalaman dan durasinya bergantung pada kondisi makro beberapa minggu ke depan. Jika tekanan makro berlanjut, tren bearish dapat semakin jelas. Jika stabilisasi terjadi, Bitcoin mungkin menemukan titik bawah lebih cepat.
Yudhono menyebut, outflow ETF beberapa hari terakhir menjadi salah satu sinyal awal bear market, karena menunjukkan sebagian institusi mulai mengurangi risiko. Namun, fenomena ETF tidak identik dengan outlook negatif jangka panjang. Justru meningkatnya keterlibatan institusi besar dan regulasi ketat menjadi tanda bahwa industri kripto semakin matang.
Baca Juga: Sell-Off Global Bikin Cemas, Investor Bisa Lirik Aset Safe Haven Ini
Outflow mencerminkan penyesuaian portofolio terhadap sentimen makro, bukan hilangnya kepercayaan terhadap Bitcoin. Bagi Yudhono, ETF adalah simbol transisi industri menuju aset yang teregulasi dan lebih aman bagi investor ritel.
“Evaluasi hingga akhir tahun menjadi krusial untuk menentukan arah berikutnya,” imbuhnya.
Yudhono menekankan strategi disiplin dan jangka panjang. Pendekatan Dollar-Cost Averaging (DCA), baik masuk maupun keluar, efektif menghadapi volatilitas. Horizon investasi minimal 2 tahun – 3 tahun paling ideal dalam fase bearish yang dewasa seperti ini. Penggunaan leverage sebaiknya dihindari karena risiko likuidasi meningkat.
“Diversifikasi dengan Bitcoin, Ethereum, stablecoin, dan aset tokenisasi membantu menyeimbangkan risiko. Keamanan tetap prioritas, termasuk menjaga akun, menggunakan platform berizin, dan waspada terhadap penipuan,” jelas Yudhono.
Selanjutnya: Indonesia Could Receive Spillover Investment from Australia
Menarik Dibaca: 8 Minuman yang Bagus Dikonsumsi Ketika Flu Melanda
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













