kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga Bioethanol Naik, BUDI Batal Bikin Pabrik


Rabu, 23 Desember 2009 / 08:00 WIB


Reporter: Veby Mega | Editor: Test Test

JAKARTA. Kenaikan harga komoditas ternyata tak selalu membawa berkah. Buktinya, kenaikan harga komoditas malah membuat rencana PT Budi Acid Jaya Tbk (BUDI) membangun pabrik bahan bakar nabati atau bioethanol buyar. Soalnya, dengan harga bioethanol lebih tinggi ketimbang harga bahan bakar minyak (BBM), bioethanol tidak bakal laku.

Maklum, posisi bioethanol saat ini memang merupakan substitusi BBM. Nah, kalau harga BBM lebih murah, konsumen lebih memilih membeli BBM dan bioethanol akan kehilangan pasar. Harga bioethanol sendiri, jelas Deputi Presiden BUDI Sudarmo Tasmin, Selasa (22/12) terus melambung di atas harga minyak mentah dunia sejak Oktober 2008 lalu.

"Kalau minyak bumi murah, siapa yang mau pakai bioethanol?," cetus Sudarmo.

Batalnya perusahaan membangun pabrik bioethanol berbahan bakar singkong itu, membuat Budi Acid harus memutar otak memanfaatkan dana yang telah mereka persiapkan. Makanya, manajemen meminta persetujuan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) BUDI, di Jakarta, hari ini. Akhirnya, dengan suara bulat, pemegang saham menyetujui mengalihkan dana pembangunan pabrik untuk menambah modal kerja tahun depan.

Untuk catatan, Budi Acid telah menyisihkan dana dari hasil penjualan saham perdana atau initial public offering (IPO) sebesar 37,5% atau sebesar Rp 135,87 miliar untuk membangun pabrik, yang rencananya akan dibangun di Tanjung Imam, Lampung. Dana sebesar itu rencananya untuk menambal 35% kebutuhan investasi pabrik.

Namun, apa mau dikata, sejak Oktober 2008, harga bioethanol terus naik di kisaran US$ 400-US$ 500 per kilo liter (kl). Sementara harga minyak dunia justru ambruk ke kisaran US$ 400-US$ 300 per kl. Pasca krisis global pun, harga bioethanol tak kunjung turun. Di Oktober 2009, harga bioethanol tetap di US$ 500 per kl, sementara harga minyak bumi hanya US$ 450 per kl.

Akibatnya manajemen BUDI ketar-ketir dan menganggap investasi pabrik bioethanol mereka terlalu berisiko. Apalagi, kalau harga minyak tak juga naik di tahun depan. Membangun pabrik bioethanol hanya akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×