Sumber: Bloomberg |
JAKARTA. Harga saham PT Bank Danamon Indonesia (BDMN) diperdagangkan dengan diskon terbesar di antara akuisisi yang tertunda lainnya di Asia. Ini menjadi sinyal bahwa pasar tak yakin Jakarta dan Singapura akan segera membereskan masalah seputar rencana transaksi ini.
Proposal DBS Group Holdings Ltd senilai US$ 6,85 miliar untuk membeli saham Danamon masih terkatung-katung menanti persetujuan Bank Indonesia. Demikian pula harga sahamnya.
Harga saham BDMN yang awal Juni silam jatuh ke Rp 4.900, 30% di bawah harga penawaran DBS, hingga kini belum pulih sepenuhnya. Kemarin , BDMN ditutup di level Rp 5.950. Meski sudah membaik, namun harga ini masih selisih 15% lebih rendah dari harga penawaran yang senilai Rp 7.000 itu.
Bahkan menurut data Bloomberg, selisih harga tersebut menjadi yang terlebar di antara selisih harga penawaran akuisisi senilai di atas US$ 1 miliar di Asia.
Trader rupanya masih belum yakin transaksi ini dapat terwujud dibandingkan rencana akuisisi yang tertunda lainnya di Asia.
BI masih menuntut akses bagi bank-bank Indonesia berekspansi di pasar Singapura. Menurut Religare Capital Markets Ltd, permintaan ini tak dengan mudah dikabulkan Monetary Authority of Singapore (MAS) yang menjaga kontrol atas perbankan Singapura.
"Ada tanda tanya yang sangat sangat besar. Singapura sangat bangga dan protektif ats sektor perbankannya yang sangat kuat. Kemungkinan sulit untuk membuat MAS memberi konsesi yang akan menurunkan standar mereka dengan cara apapun," kata Jonathan Foster, director of global special situation Religare.
Sedangkan OSK Research menilai, apabila transaksi DBS-Danamon gagal, harga saham Danamon bakal anjlok 23% ke level awal sebelum DBS mengumumkan penawarannya April lalu.
DBS dan Danamon mengaku sampai sekarang masih berdiskusi dengan BI. "Transaksi masih dalam proses. Kami bekerja sama penuh dengan BI," kata Zsa-zsa Yusharyahya, jurubicara Bank Danamon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News