kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.906.000   -8.000   -0,42%
  • USD/IDR 16.430   57,00   0,35%
  • IDX 7.615   71,26   0,94%
  • KOMPAS100 1.060   12,24   1,17%
  • LQ45 803   8,71   1,10%
  • ISSI 254   2,19   0,87%
  • IDX30 416   4,77   1,16%
  • IDXHIDIV20 477   5,07   1,07%
  • IDX80 120   1,30   1,09%
  • IDXV30 123   1,76   1,45%
  • IDXQ30 132   1,14   0,87%

Harga BBM turun, margin emiten naik


Rabu, 21 Januari 2015 / 08:28 WIB
Harga BBM turun, margin emiten naik
ILUSTRASI. Pemberlakuan DHE akan menambah cadangan devisa sekitar US$ 8 miliar-US$ 9,2 miliar per bulannya. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/nym.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk, RR Putri Werdiningsih | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pemerintahan Presiden Joko Widodo kembali menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM). Kebijakan ini mengekor anjloknya harga minyak mentah di pasar internasional.

Menyusutnya harga BBM berimbas ke pasar modal domestik. Alhasil, sejumlah emiten yang bergerak di sektor konsumsi, ritel, transportasi, perbankan dan properti ikut meraup berkah dari penurunan harga BBM.

Pada Senin (19/1) lalu, harga BBM jenis premium resmi turun menjadi Rp 6.600 per liter dan solar menjadi Rp 6.400 per liter.  Ini  kali kedua pemerintah Joko Widodo menurunkan harga BBM. Penurunan pertama terjadi di awal tahun 2015. Kala itu, harga premium turun ke Rp 7.600 dari semula Rp 8.500. Adapun harga solar berkurang dari sebelumnya Rp 8.250 menjadi RP 7.250.

Pasar merespons positif penurunan harga BBM. Dalam dua hari terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat. Kemarin (20/1), indeks saham naik 0,27% menjadi 5.166,09.

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, melihat, secara umum penurunan harga BBM berdampak positif terhadap pasar saham. Banyak emiten  mendulang untung dari penurunan hanya BBM. Yang paling diuntungkan terutama emiten yang mengandalkan BBM dalam operasionalnya, seperti transportasi, otomotif, logistik, consumer goods dan ritel.

Penurunan harga BBM berpotensi mengerek margin perusahaan, terutama emiten sektor transportasi, logistik, consumer goods dan ritel. Di sisi lain, daya beli masyarakat bakal meningkat sehingga mendorong penjualan sektor otomotif seperti ASII.

Kendati penurunan BBM meningkatkan prospek emiten,  Hans melihat dampak positif penurunan harga BBM hanya bersifat sementara. Mengingat, dua  pekan ke depan, pemerintah kembali mengkaji harga baru BBM. "Jadi ini tergantung harga minyak global," jelas dia.

Kepala Riset MNC Securities, Edwin Sebayang, menambahkan, sektor properti juga akan mendulang untung lantaran daya beli masayarakat semakin tinggi. Di sisi lain, sektor perbankan diuntungkan karena kucuran kredit ke sektor properti, transportasi dan consumer goods semakin kencang. "Tapi prospek positif ini tidak bisa disimpulkan sampai kapan. Semua tergantung berapa lama harga minyak rendah bertahan," ungkap dia.

Dari emiten yang untung dari penurunan BBM, Edwin merekomendasikan buy GGRM dengan target harga wajar Rp 69.000 per saham. Adapun Hans menyarankan buy saham ASII.              

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×