Reporter: Aris Nurjani | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sinyal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite makin menguat. Kenaikan harga BBM jenis pertalite ini diprediksi akan menekan pasar saham. Namun, tekanan ini sifatnya jangka pendek.
Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Division, PT Henan Putihrai Asset Management (HP Asset Management) Reza Fahmi Riawan mengatakan, pemerintah memang harus menaikkan harga BBM karena harga minyak dunia naik.
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan, naik atau tidaknya harga BBM sesuai kemampuan pemerintah melihat perkembangan ekonomi dan memperhatikan sejumlah indikator dalam penentuan anggaran subsidi energi.
Baca Juga: Harga BBM Subsidi Berpotensi Naik, Simak Dampaknya ke Pasar Saham
"Secara ekonomi tidak ada masalah kalau naik jika memang anggaran tidak cukup, dimana-mana sudah naik juga. Yang penting ongkos sosialnya tidak terlalu tinggi," ujarnya.
Reza mengatakan kenaikan harga BBM akan berdampak kepada market dan hanya koreksi sementara. Karena banyak investor yang akan memanfaatkan taking profit dari saham saham yang sudah menguntungkan sebelumnya.
"Kenaikan harga BBM akan memperkuat rupiah terhadap dolar, dan akan menjadi sentimen positif untuk market Indonesia juga ke depannya," ujarnya.
Rudiyanto mengatakan profit yang didapatkan dari ekspor harusnya bisa dipakai untuk saat seperti ini untuk subsidi dan untuk anggaran lainnya.
Menurut Reza, kenaikan harga BBM perlu naik yaitu karena Indonesia masih ketergantungan impor BBM. Kondisi ini semakin parah dengan pelemahan mata uang rupiah.
Baca Juga: Ada Sinyal Kenaikan Harga BBM, Ini Kata Blue Bird (BIRD)
Reza melihat dampak kenaikan harga BBM hanya akan berlangsung secara jangka pendek. Sedangkan secara jangka panjang, justru akan berdampak positif terhadap pasar obligasi.
"Kenaikan harga BBM memang akan memicu kenaikan laju inflasi dan dikhawatirkan ikut mengerek kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia. Apabila hal itu terjadi, yield obligasi akan naik asalkan rupiah tidak bergerak terlalu liar," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News