Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara yang solid turut membawa angin segar bagi emiten yang bergerak di segmen jasa pertambangan. Salah satunya PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE). Tahun ini, TEBE memperkirakan volume pengangkutan (barging) batubara bisa mencapai 4 juta metrik ton (MT)-5 juta MT batubara.
“Penyebabnya adalah harga batubara yang tinggi di tahun 2021 ini,” terang Direktur Dana Brata Luhur, Hendy Narindra Dewantoro kepada Kontan.co.id awal bulan ini.
Hendy mengatakan, hingga Agustus 2021, realisasi volume barging TEBE sudah mencapai 3,6 juta metrik ton. Angka ini sudah melewati target akhir tahun 2021 sebesar 3 juta MT.
Baca Juga: Simak jadwal pembagian dividen interim Dana Brata Luhur (TEBE)
TEBE belum bisa memastikan terkait jumlah volume barging di tahun depan. Namun, Dana Brata Luhur menetapkan volume pengangkutan tidak akan kurang dari 5 juta ton. Optimisme ini didukung oleh faktor permintaan batubara yang solid. Rantai pasokan batubara global sedang terganggu, seiring dengan dimatikannya (shut down) sejumlah tambang batubara di China yang menyebabkan naiknya permintaan batubara dari Indonesia.
Meskipun memang, di balik kenaikan harga batubara dunia, ada kebijakan Kementerian ESDM kepada beberapa perusahaan untuk menghentikan ekspornya. Ini karena sejumlah perusahaan tidak bisa memenuhi aturan domestic market obligation (DMO) sebesar 25% dari kuota.
Efek kenaikan harga batubara sebenarnya sudah tercermin pada kinerja TEBE sepanjang semester pertama 2021. Pada enam bulan pertama tahun ini Dana Brata meraup kenaikan pendapatan bersih 58,4%, dari semula Rp 89,34 miliar menjadi Rp 141,51 miliar.
Baca Juga: Kenaikan harga batubara membawa berkah bagi emiten jasa pertambangan
Seiring dengan kenaikan pendapatan dan efisiensi biaya yang telah dilakukan sejak tahun 2020, TEBE berhasil meningkatan margin EBITDA menjadi 48,7% dari periode sebelumnya yang hanya sebesar 20,3%
Pada enam bulan pertama, TEBE juga berhasil mengantongi laba bersih senilai Rp 40,15 miliar. Sebelumnya Dana Brata merugi Rp 17,71 miliar di periode yang sama tahun lalu.
Secara rinci, volume pengangkutan pada kuartal pertama 2021 sebesar 807.339 MT. Volume barging naik menjadi 1,56 juta MT di kuartal kedua 2021. Sehingga, total volume pengangkutan TEBE menjadi 2,37 juta MT untuk semester pertama 2021.
Tahun ini TEBE cukup percaya diri kinerja keuangannya akan terangkat. Hendy memproyeksikan, pendapatan di tahun 2021 bisa mencapai Rp 300 miliar dengan laba bersih sekitar Rp 80 miliar. Sebagai perbandingan, TEBE membukukan pendapatan sebesar Rp 197,95 miliar dengan kerugian bersih senilai Rp 2,5 miliar tahun lalu.
Baca Juga: Diversifikasi Bisnis, TEBE Kaji Peluang Masuk Bisnis Pupuk dan Pengangkutan CPO
Untuk menangkap peluang kenaikan harga batubara, salah satu upaya yang dilakukan TEBE adalah meremajakan armada truk. Peremajaan dilakukan dengan meningkatkan kapasitas 5 unit truk dengan kapasitas 120 ton (dari sebelumnya 36 ton).
Peremajaan ini juga menyebabkan operasional menjadi lebih efisien. Selain memanfaatkan momentum tingginya harga batubara, peremajaan ini juga dilakukan guna meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa.
Biaya yang dikeluarkan TEBE untuk peremajaan ini sejumlah Rp 6,5 miliar per unit, sehingga total jumlah dana yang dikeluarkan sejumlah Rp 32,5 miliar.
Tahun ini, TEBE mengalokasikan belanja modal (capex) yang cukup mini, yakni hanya untuk meremajakan armada di semester kedua. Sementara untuk tahun depan, TEBE belum bisa memastikan besaran capex yang digelontorkan karena harus melihat dari kinerja laporan keuangan tahunan 2021.
Baca Juga: Dana Brata Luhur (TEBE) kaji pemanfaatan batubara kalori rendah jadi pupuk asam humat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News