kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Harga batubara sentuh rekor tertinggi, begini prospeknya ke depan


Kamis, 16 September 2021 / 06:30 WIB
Harga batubara sentuh rekor tertinggi, begini prospeknya ke depan


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan batubara semakin tinggi yang diikuti dengan turunnya pasokan membuat harga batubara melambung. 

Mengutip Bloomberg, Selasa (14/9), harga batubara di Ice Newcastle kontrak November 2021, turun 0,06% ke US$ 177,80 per metrik ton. Namun, Senin (13/9) harga batubara sempat sentuh rekor tertinggi lebih dari lima tahun di US$ 177,90 per metrik ton. 

Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan permintaan batubara saat ini semakin tinggi. Negara yang berkontribusi meningkatkan permintaan batubara adalah China yang sudah melewati bencana banjir. 

Permintaan batubara dari India juga tinggi setelah negara konsumen batubara terbesar kedua setelah China tersebut kembali membuka aktivitas ekonominya. 

"Perusahaan industri yang bergerak di bidang baja dari China, India, serta Eropa membutuhkan pasokan batubara yang banyak, tetapi pasokan terganggu," kata Ibrahim, Rabu (15/9).

Baca Juga: Harga batubara panas, dua saham ini masuk top pick Ciptadana Sekuritas

Secara bersamaan di tengah permintaan yang tinggi, pasokan batubara menurun. Penyebabnya, produksi batubara dari pertambangan Amerika Serikat (AS) terhenti akibat Badai Ida. 

Selain itu, produksi batubara dari Australia juga terhambat karena masih menerapkan lockdown. Begitupun dengan Rusia, Ukraina, dan Afrika juga mengalami lockdown sehingga produksi batubara menurun. 

"Permintaan tinggi tetapi barang tidak ada ini akibatkan harga batubara naik apalagi ada wacana stimulus infrastruktur AS  makin berpotensi mengangkat harga," kata Ibrahim. 

Ibrahim memproyeksikan tren kenaikan batubara ini berlanjut hingga akhir September. Sementara, mulai Oktober hingga akhir tahun harga batubara berpotensi menurun karena faktor teknikal. 

Sentimen negatif juga datang dari pemulihan produksi batubara yang membuat pasokan berlebih, dimulai dari produksi batubara dari China yang kembali normal. 

Ibrahim memproyeksikan harga batubara di akhir tahun berada di US$ 140 per metrik ton. Meski harga berpotensi turun, Ibrahim mengatakan pertumbuhan harga batubara di sepanjang tahun ini akan tetap tinggi. Sementara di 2022 harga batubara berpotensi kembali naik.

Selanjutnya: Harga Komoditas Menanjak, Kinerja Emiten Logam Semakin Berkilap

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×