Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara terus meroket dan menjadi salah satu komoditas dengan kinerja terbaik di sepanjang tahun 2022. Kamis (24/2) pukul 15.16 WIB, harga batubara ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman Maret 2022 telah berada di level US$ 250 per ton.
Para analis pun menilai harga komoditas energi ini punya prospek yang baik sepanjang tahun 2022. Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan memproyeksikan, harga batubara tetap solid pada tahun ini.
Salah satu pendorong bagi harga batubara adalah pemerintah China telah menetapkan harga atas pada tingkat yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan harga rata-rata tahun lalu.
Ketegangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina juga dapat memicu krisis energi di Eropa. Hasan menyebut, gangguan pasokan gas dapat mendorong pengguna gas di Eropa untuk beralih menggunakan batubara. Potensi krisis energi dapat mengakibatkan lonjakan harga batubara di Benua Biru tersebut.
Baca Juga: Saham-Saham Emiten Komoditas Naik Tinggi, Analis Rekomendasikan Saham-Saham Ini
Di sisi lain, pemerintah China akan mengambil langkah-langkah untuk mengekang kenaikan harga batubara setelah reli tajam yang terjadi sejak akhir Desember 2021.
China menetapkan harga tertinggi pada RMB 700 per ton untuk batubara di tambang dan RMB 900 per ton untuk batubara di Pelabuhan bagian utara.
Proyeksi Hasan, harga batubara akan berada di sekitar level US$ 150 per ton pada 2022. Akibatnya, Hasan penambang batubara di Indonesia akan terus mencatatkan pertumbuhan kinerja khususnya laba bersih yang solid.
Analis BNI Sekuritas Firman Hidayat pun mempertahankan proyeksi harga rata-rata batubara global di level US$ 100 per ton untuk tahun ini. Target tersebut lebih rendah dibandingkan dengan harga batubara rata-rata pada tahun lalu yang berada di US$ 137 per ton.
Firman mengantisipasi harga batubara yang melemah mulai dari kuartal II-2022 dan seterusnya, yang didukung oleh peningkatan produksi batubara global sebesar 6,5% secara year-on-year (YoY) menjadi 8,46 miliar ton.
Baca Juga: Inilah Saham CPO & Batubara yang Masih Murah dan Layak Dikoleksi
Kenakan produksi batubara global akan disumbang oleh peningkatan produksi dari sejumlah negara, seperti produksi dari China yang diperkirakan naik7,4%, India naik 11,7%, produksi dari Indonesia naik 6,2%, produksi dari Amerika Serikat (AS) naik 6,6%, hingga produksi dari Australia naik 10,2%.
Di sisi lain, pertumbuhan impor batubara China kemungkinan akan berkurang menjadi 300 juta ton tahun ini, dari sebelumnya mencapai 330 juta ton di 2021.
“Ini karena krisis energi di China telah terkendali berkat naiknya produksi domestik dan pembatasan (cap) harga batubara sehingga membatasi volume impor batubara,” terang Firman, Kamis (24/2).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News