kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Harga batubara menguat dari titik terendah seiring optimisme perang dagang


Senin, 08 April 2019 / 17:09 WIB
Harga batubara menguat dari titik terendah seiring optimisme perang dagang


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara mulai bangkit setelah mencapai level terendah 2019 pertengahan pekan lalu. Berdasarkan data Bloomberg harga batubara Newcastle di ICE Futures untuk kontrak Mei 2019 pada Jumat (5/4) berada di level US$ 81 per metrik ton. Angka ini naik 1,38% dari harga sebelumnya US$ 79,90 per metrik ton.

Analis Asia Trade Point Futures, Cahyo Dewanto mengatakan, perang dagang memberikan sinyal pertumbuhan industri China yang akan membutuhkan lebih banyak komoditas energi, termasuk batubara. Sentimen inilah yang kemudian merambat ke fundamental lainnya.

Pemerintah Norwegia kabarnya membatasi penggunaan batubara untuk tenaga listrik dengan penambahan batas absolut pada produksi batubara termal. Aturan ini diperintahkan kepada perusahaan pembangkit listrik sekelas Glencore Plc, Anglo American Plc, BHP Group Ltd, RWE AG dan Uniper SE.

Di samping itu, kapal kargo batubara Australia mulai melakukan aktivitasnya di pelabuhan China. Sebelumnya hampir dua bulan lebih kapal asal negara Kanguru tertahan, sehingga pembeli domestik China enggan membeli karena masalah itu.

Cahyo menambahkan, kemungkinan China mengimpor batubara dari Indonesia lebah banyak, untuk menutupi pasokan yang sempat terhambat dari Australia. “Hal ini karena perundingan dagang yang berimbas perbaikan hubungan dagang keduanya,” kata Cahyo kepada Kontan.co.id, Senin (8/4).

Secara teknikal, Cahyo melihat indikator moving average (MA) 50, MA 100, dan MA 200 mengindikasikan sell. Kemudian indikator relative strength index (RSI) dan stochastic menunjukkan area buy. Sementara, moving average convergence devergence (MACD) berada di ranah sell.

Makanya ia masih merekomendasikan sell untuk komoditas ini. “Meskipun selama dua hari harga batubara naik, tapi secara tren harian masih berada dalam posisi bearish,” tutur Cahyo.

Adapun prediksi pergerakan harga pada perdagangan besok batubara akan berada di rentang US$ 75-US$ 85 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×