Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli
Menurutnya, ADRO akan diuntungkan dengan tingginya harganya batubara seiring porsi ekspor ADRO cukup tinggi yakni 78% dari total penjualan. Ia bilang, setiap 1% perubahan dalam asumsi harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) ekspor di tahun 2021 akan menaikkan perkiraan pendapatan sebesar 2,5%.
Ditambah lagi, dari sisi biaya produksi, Isnaputra melihat ADRO dalam jangka menengah dan panjang masih akan mempertahankan dalam level yang rendah. Hal ini karena biaya produksi sebelum royalti pada tahun 2015 hingga 2020 di US$ 27 - US$ 34 per ton.
Rasio pembayaran dividen ADRO pada tahun 2020-2021 bisa saja melebihi asumsi dari Maybank Kim Eng yang di kisaran 30% (0219:62%).
Baca Juga: United Tractors (UNTR) diproyeksikan kehilangan pendapatan 3,8% dari kontrak Adaro
"Ini karena kebutuhan belanja modal ADRO yang rendah, neraca cukup kuat dan free cash flow (FCF) positif. Setiap kenaikan 5% pada proyeksi payout ratio kami akan meningkatkan yield ADRO sebesar 68 bps," imbuh Isnaputra.
Maybank Kim Eng memperkirakan pada tahun ini pendapatan ADRO akan sebesar US$ 3,02 miliar dengan laba bersih yang sebesar US$ 389 juta.
Isnaputra memberi rekomendasi buy saham ADRO dengan target harga Rp 1.800 per saham. Sementara Andy juga merekomendasikan beli dengan target harga Rp 1.765 per saham. Adapun, saham ADRO pada perdagangan hari ini, Senin (22/3) ditutup melemah 1,15% ke Rp 1.285 per saham.
Selanjutnya: Kontrak Adaro ke Pamapersada berakhir, begini kesiapan United Tractors
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News