Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara masih di atas angin. Harga batubara ICE Newcastle untuk kontrak September 2022 berada di level US$ 399,25 per metrik ton (MT) pada perdagangan Jumat (15/7), mengutip Bloomberg, Level ini sudah melesat 227,25% dari harga batubara pada penutupan 2021.
Bahkan, pada perdagangan Selasa (12/7), harga batubara sempat menyentuh level US$ 427,20 per MT, yang merupakan level tertinggi untuk kontrak September 2022.
Analis Sucor Sekuritas Andreas Yordan Tarigan menilai, panasnya harga batubara tentu dapat mendongkrak harga jual rata-rata alias average selling price (ASP), laba bersih, dan pendapatan emiten batubara.
Salah satu emiten tambang batubara yang direkomendasikan Andreas adalah PT Harum Energy Tbk (HRUM), dengan target harga Rp 3.400. Menurut Andreas, HRUM merupakan perusahaan yang memimpin harga batubara termal (thermal coal company). Harga batubara yang tinggi ini tentu akan mendorong pertumbuhan ASP Harum.
Baca Juga: Berprospek Cerah, Intip Rekomendasi Saham Emiten Anyar Chemstar Indonesia (CHEM)
HRUM juga akan menaikkan produksinya di tambang Mahakam Sumber Jaya (MSJ) Blok D yang mempunyai batubara dengan kalori tinggi. Dengan harga batubara yang tinggi dan naiknya campuran nilai kalori (mixed calorific value), tentu akan memberikan pertumbuhan ASP yang signifikan untuk HRUM.
“Di sisi lain, HRUM baru saja memulai produksi smelter nikel Infei Metal Industry (IMI) di tahun ini, dan bersiap untuk memulai produksi di tambang nikel PT Position (POS) di tahun depan,” terang Andreas, Jumat (15/7).
Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan memasang sikap cukup optimis untuk saham-saham batubara saat ini. Masing-masing saham emiten yang berada di bawah analisis Felix seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) memiliki potensi upside yang oke.
Potensi upside ini seiring dengan ekspektasi pemulihan produksi yang sempat terganggu cuaca di awal tahun ini dan harga batubara yang masih solid.
Felix menyematkan rating overweight untuk sektor batubara, dengan saham pilihan utama atau top pick yakni ADRO. Hal ini didorong oleh ekspektasi positif terhadap kenaikan proyeksi harga batubara di akhir tahun 2022, yang didorong oleh sejumlah faktor
Pertama, potensi peningkatan harga batubara berdasarkan krisis pasokan gas Rusia ke Eropa. Kedua, peningkatan permintaan di India seiring dengan stok nasional yang menurun dan masuknya musim panas. Ketiga, musim dingin yang akan tiba, dimana negara yang terletak di bagian utara cenderung akan menyimpan stok batubara.
Baca Juga: Buyback Jadi Katalis Positif United Tractors (UNTR), Simak Rekomendasi Sahamnya
Panin Sekuritas memberi rekomendasi buy saham ADRO dengan target harga Rp 3.400, dan juga merekomendasikan buy saham PTBA dengan target harga Rp 4.600. Felix juga mempertahankan rekomendasi beli saham ITMG, dengan menaikkan target harganya menjadi Rp 40.000, dari sebelumnya Rp 32.500.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Juan Harahap juga mempertahankan rating overweight di sektor batubara Indonesia. Rating ini dengan menimbang adanya gangguan pasokan yang berasal dari larangan terhadap batubara Rusia dan potensi naiknya permintaan seiring sikap Rusia yang memangkas pengiriman gas alam ke negara-negara Eropa.
Juan juga menjadikan ADRO sebagai pilihan utama, seiring proyeksi laba bersih yang lebih tinggi pada 2022. Proyeksi ini didukung oleh adanya keuntungan dari harga batubara yang dikombinasikan dengan volume penjualan yang lebih tinggi. Diversifikasi ADRO ke bisnis non-batubara juga akan mendukung prospeknya di masa depan.
Juan merekomendasikan buy dan memasang target harga ADRO di level Rp 3.850. Selain ADRO, Juan juga merekomendasikan buy terhadap saham ITMG dengan target harga Rp 39.400. Sementara untuk PTBA, Juan merekomendasikan trading buy dengan target harga Rp 4.500.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News