Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), masih dihadang dengan flukluasi harga komoditas batubara. Harga batubara pada awal tahun ini terpantau melorot.
Berdasarkan data Bloomberg harga batubara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif Mei 2019 secara year to date (ytd) melemah 9,91% atau berada di level US$ 89,30 per metrik ton pada Senin (15/4).
Para analis menilai pelemahan harga batubara merupakan kelanjutan tahun lalu, sering masih berlangsungnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Situasi inilah yang membuat ekonomi negara Tirai Bambu diproyeksikan melambat.
Organisation Economic Cooperation and Development (OECD) bulan lalu memangkas proyeksi pertumbuhan China tahun ini dari 6,3% menjadi 6,2%. Sedangkan tahun 2020 diperkirakan akan melambat lagi ke level 6,0%.
Analis May Bank Sekuritas, Insanaputra Iskandar dalam risetnya 25 Februari 2019 mengatakan ITMG memiliki eksposur tertinggi untuk pasar ekspor batubara, yakni sekitar 88% dari volume penjualannya yang mayoritas disasar ke China.
Menurut Insanaputra harga patokan batubara Ice Newcatle tahun ini akan berada di kisaran harga US$ 90-US$ 95 per metrik ton. Angka ini lebih rendah 17%-22% dibandingkan periode akhir tahun lalu yakni sekitar US$ 115 per metrik ton.
“Kami pikir harga batubara bisa bertahan sekitar US$ 95 per metrik ton untuk beberapa waktu karena permintaan China dan pertumbuhan produksi Indonesia,” kata Insanaputra dalam risetnya.
Terkait prospek harga batubara, ITMG menurutnya perlu berhati-hati karena permintaan dari China importir batubara terbesar, akan mandek sekitar 200 juta ton sampai akhir 2019.
Dengan begitu, ia berasumsi volume penjualan ITMG pada tahun 2019-2020 pada 25,0-25,5 juta ton, naik dari volume tahun lalu di kisaran 23,5 ton.
Karenanya, ia menurunkan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) batubara ITMG pada 2019 sekitar US$ 71,2 per metrik ton dan ASP tahun depan sekitar US$ 69 per metrik ton.
Analis Trimegah Sekuritas Sandro Sirait menjelaskan karenanya dapat menempatkan emiten tambang ini pada posisi yang tidak menguntungkan ketika harga batubara melemah berkepanjangan dalam situasi ekonomi China yang melambat.
“Harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) batubara ITMG pada tahun ini sekitar US$ 85 per metrik ton,” kata Sandro kepada Kontan.co.id, Selasa (16/4).
Pada akhir 2018, pendapatan ITMG tercatat naik 18,34% year on year (yoy) menjadi US$ 2 miliar pada 2018. Laba bersih juga terkerek naik 3,70% yoy menjadi US$ 261,95 juta pada akhir tahun 2018.
Insana memprediksi sampai dengan akhir tahun ini pendapatan ITMG terjun 12,2% di angka US$ 1,781 miliar. Sementara Sandro memperkirakan laba bersih dapat turun 28% dari tahun lalu atau setara US$ 188,6 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News