kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Harga batubara kembali menguat di semester I 2016


Senin, 11 Juli 2016 / 20:10 WIB
Harga batubara kembali menguat di semester I 2016


Reporter: Namira Daufina | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Tren positif pergerakan harga komoditas energi rupanya berdampak positif terhadap harga batubara. Beberapa waktu lalu, harga batubara berhasil menembus level tertingginya sejak Maret 2015 lalu.

Mengutip Bloomberg, Jumat (8/7) harga batubara kontrak pengiriman Agustus 2016 di ICE Futures Exchange tergelincir 0,08% ke level US$ 59,85 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Meski demikian, di sepanjang semester I 2016, harga batubara berhasil terbang kembali sebesar 25,16%.

Wahyu Tri Wibowo, Analis Central Capital Futures menjelaskan, kenaikan batubara memang kian signifikan memasuki akhir semester pertama tahun ini. 

Kenaikan harga batubara itu didorong oleh pulihnya harga minyak dan komoditas yang turut beri sentimen positif. Selain, tentunya masih tercatat terus terjadinya pengurangan produksi oleh beberapa produsen utamanya.

“Pelemahan dollar Amerika Serikat akibat redupnya kenaikan suku bunga The Fed. jadi penopang harga karena bisa dongkrak permintaan sementara,” ujar Wahyu. 

Apalagi, belakangan ini harga gas alam juga melambung tinggi. Para pelaku pasar cenderung memilih berburu batubara yang harganya lebih murah. Kondisi ini yang turut mengangkat harga batubara.

Kabar terbaru menunjukkan, produksi batubara di Kolombia dan Indonesia terus dipangkas. Sementara impor dari Korea Selatan dan Jepang meningkat. 

Adapun, China berencana memangkas produksi hingga 500 juta ton dalam tiga hingga lima tahun mendatang dan menahan rilisnya proyek tambang batubaranya. Alhasil, produksi batubara China April 2016 turun 11% menjadi 268 juta ton menyentuh level terendahnya sejak April 2015 lalu.

Kondisi tersebut mendongkrak harga batubara menyentuh level tertinggi pada 4 Juli 2016 lalu di US$ 60,55 per metrik ton. 

Meski catatan perjalanan batubara gemilang bukan berarti tanpa cela. Sebab, sebagai pengingat, pada 20 Januari 2016 lalu harga batubara sempat terpuruk di level terendahnya sejak setidaknya Maret 2011 lalu di US$ 43,90 per metrik ton.

“Itu karena dollar AS masih tinggi dan upaya negara-negara konsumen untuk beralih ke energi terbarukan yang sebenarnya sampai sekarang masih berlanjut,” jelas Wahyu. 

Jika berkaca dari fundamental tersebut memang tren jangka panjang masih bearish.

Menduga prospek ke depannya, Wahyu memprediksi, harga batubara akan bergerak dalam rentang yang sempit. Meski peluang untuk mempertahankan harga masih ada, namun hal tersebut tidak akan banyak berubah dari level saat ini. “Rata-rata harga batubara di tahun 2016 ini US$ 55,00 per metrik ton,” tebak Wahyu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×