Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peluang emiten-emiten produsen batubara untuk meraih peningkatan kinerja masih cukup terbuka sekalipun harga komoditas tersebut rawan berfluktuasi.
Mengutip Trading Economics, harga batubara berjangka berada di level US$ 111,55 per ton pada Selasa (26/8) atau terkoreksi 3,42% dalam sebulan terakhir. Namun, harga batubara sebenarnya sudah tumbuh 19,95% dibandingkan posisi terendahnya pada 23 April lalu yakni di level US$ 93 per ton yang bertepatan dengan memanasnya isu tarif impor Amerika Serikat (AS).
Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan mengatakan, harga batubara sejatinya masih tergolong stabil dalam beberapa bulan terakhir. Namun, untuk potensi rebound harga yang lebih tinggi, dibutuhkan katalis tambahan, terutama dari sisi permintaan batubara global.
“Dengan kondisi sekarang, potensi kenaikan memang ada, tetapi kemungkinannya masih terbatas,” ujar dia, Rabu (27/8).
Baca Juga: IHSG Diproyeksi Lanjut Menguat, Simak Rekomendasi Saham untuk Kamis (28/8)
Chief Executive Officer Edvisor Provina Visindo Praska Putrantyo menilai, potensi penguatan lanjutan pada harga batubara cenderung terbatas di tengah kondisi kelebihan pasokan (oversupply) dan ketidakpastian permintaan dari negara konsumen besar seperti China dan India.
Emiten produsen batubara juga masih cukup rentan mengalami perlambatan kinerja keuangan seiring harga batubara yang belum sepenuhnya pulih. “Hal ini bisa berpengaruh ke penurunan margin secara profitabilitas,” kata dia, Rabu (27/8).
Salah satu langkah yang bisa ditempuh oleh emiten-emiten batubara untuk mempertahankan kinerja adalah memaksimalkan kemampuan produksi sembari tetap melakukan efisiensi sebaik mungkin. Namun begitu, upaya tersebut tidaklah mudah, mengingat tren produksi batubara nasional turut mengalami penurunan.
Dalam berita sebelumnya, volume produksi batubara nasional tergerus 11,93% year on year (YoY) menjadi 357,6 juta ton pada semester I-2025. Bersamaan dengan itu, realisasi ekspor batubara nasional juga berkurang 6,33% yoy menjadi 184,19 juta ton pada semester I-2025. Capaian ini sejalan dengan koreksi harga rata-rata batubara yang diekspor sebesar 15,86% yoy menjadi US% 64,99 per ton.
Praska menyebut, jika harga batubara tetap stabil dan menguat, besar kemungkinan produksi batubara kembali meningkat sehingga menguntungkan bagi emiten di sektor tersebut. Namun, kembali lagi, emiten batubara tetap harus memantau perkembangan permintaan dari China dan India yang sejauh ini telah mengurangi impor komoditas tersebut.
Dari dalam negeri, melandainya harga nikel berpotensi membuat smelter pengolahan nikel mengurangi produksi, sehingga konsumsi batubara di sektor tersebut berkurang. “Beberapa smelter mulai mengurangi produksi, sehingga permintaan batubara domestik bisa tertekan,” imbuh Praska.
Sementara itu, Ekky menilai PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) berpotensi menjadi emiten batubara dengan kinerja terbaik lantaran fokus pada batubara kalori tinggi. Saat ini, permintaan produk tersebut meningkat terutama dari China dan India.
Selain ITMG, ada PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang berpeluang punya daya tahan tinggi di tengah tekanan industri batubara. “PTBA memiliki porsi besar untuk memenuhi kebutuhan domestik, sehingga kinerjanya lebih stabil dibandingkan pemain lain,” terang dia.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,38% ke 7.936 pada Rabu (27/8/2025), MDKA, INCO, MBMA Top Gainers LQ45
Ekky menyebut, saham PTBA cukup menarik bagi investor di level harga saat ini dengan target jangka panjang di kisaran Rp 2.900—3.000 per saham. Saham ITMG juga bisa dipertimbangkan oleh investor dengan target harga di kisaran Rp 25.000 per saham.
Opsi lainnya ada saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) yang punya daya tarik berupa potensi dividen pada tahun depan. Saham ADRO ditargetkan dapat melaju di kisaran Rp 8.500 per saham.
Di lain pihak, Praska bilang saham ITMG dapat dicermati dengan potensi harga dalam jangka panjang ke kisaran Rp 24.500—25.500 per saham. Saham ITMG dipandang menarik karena ada sentimen dividen jumbo dan valuasi yang masih cukup murah.
Selanjutnya: Mengenal Profesi Polsuska pada PT KAI, Ini Tugas dan Syarat Rekrutmen
Menarik Dibaca: IHSG Masih Berpotensi Menguat, Ini Rekomendasi Saham MNC Sekuritas (28/8)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News