kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Harga batubara bakal makin membara di tahun 2011


Senin, 03 Januari 2011 / 08:25 WIB
Harga batubara bakal makin membara di tahun 2011


Reporter: Raka Mahesa W, Sanny Cicilia |

JAKARTA. Harga batubara mencetak rekor tertinggi dalam setahun, pada penutupan tahun 2010. Jumat (31/12), harga batubara di Intercontinental Exchange (ICE) Newcastle untuk pengiriman Februari 2011 mencapai US$ 134 per metrik ton, naik 0,56% dibanding sehari sebelumnya yang senilai US$ 133,90 per metrik ton

Managing Research Indosurya Securities Reza Priyambada bilang kenaikan harga batubara terjadi karena permintaan yang tinggi, tak bisa diimbangi dengan persediaan. “Terutama permintaan dari China dan India,” katanya kepada KONTAN Minggu (2/1).

China general Administration of Custom mencatat impor batubara China pada bulan November 2010 sebesar 13,88 juta ton, jumlah ini naik sebesar 12,08% dibanding permintaan bulan sebelumnya. Sedang China Economic Information Network, mencatat produksi listrik China pada bulan November, 345.300 miliar killowatt, naik 3,73% dibanding bulan sebelumnya sebesar 332.880 miliar killowatt. Catatan saja China menggunakan batubara sebagai 80% dari bahan bakar penghasil listrik.

Tumbuhnya permintaan batubara dari kawasan Asia, Reza bilang disebabkan oleh tumbuhnya permintaan barang-barang produksi asia. Akibatnya kebutuhan energi negara tersebut menjadi meningkat. Pertumbuhan ini menurutnya mampu mengimbangi menurunnya permintaan negara-negara yang mengalami krisis seperti Amerika dan Eropa. Genscape Inc. mencatat kosumsi batubara di Amerika pada periode 23 Desember -30 Desember mengalami penurunan sebesar 3,3% dibanding periode seminggu sebelumnya.

La Nina

Apelles Rizal T Kawengian, Kepala Divisi Pengembangan Bisnis PT Monex Investindo Futures bilang harga batubara diuntungkan oleh kondisi cuaca ekstrim yang akan masih berlanjut di awal 2011 ini. Cuaca buruk tersebut mengakibatkan kenaikan permintaan batubara sementara di sisi lain produksi dan pengiriman mengalami hambatan. "Saya belum melihat faktor yang bisa menyeret harga batubara turun," katanya.

Menurut data yang dikompilasi oleh World Coal Association’s, La nina membuat hujan lebih lebat dari biasanya di sebagian wilayah Australia dan Asia. Termasuk Indonesia ekportir terbesar batubara yang digunakan untuk pembangkit listrik.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisik (BMG) memperkirakan curah hujan sepanjang 2010, masih akan terus berlangsung hingga tahun depan. Meskipun demikian, Kementerian Energi dan Sumber Mineral memperkirakan produksi Batubara Indonesia tahun ini mencapai 275 juta ton, atau meningkat 21,58% dibanding tahun 2009 yang sebesar 226.170.443,14 ton. Sedang tahun depan, kementerian ESDM menargetkan produksi mencapai 375 juta ton

Sedang menurut biro meteorologi Australia hujan dan Badai di Queensland’s akan masih berlanjut paling tidak hingga 5 Januari 2011 mendatang. Padahal menurut data Department of Employment, Economic Development and Innovation (DEEDI) pemerintahan Queensland, Queensland’s Bowen Basin dan sekitarnya memasok 40% dari ekspor global kokas batubara.

Pada 31 Desember 2010 tercatat beberapa perusahaan penambangan batubara di Australia telah menyatakan tidak bisa memenuhi kontrak karena force majeure. Force majeure adalah klausul sah yang memperbolehkan produser untuk tidak memenuhi kontrak pengiriman, karena situasi yang diluar kontrol mereka. BHP Billiton Ltd dan Mitsubishi Corp 's joint venture, eksportir kokas terbesar di dunia juga menyatakan force majeure pada beberapa jenis batubara yang diproduksi di Bowen Basin.

Apelles melihat perbaikan ekonomi global di 2011. Ini diperkirakan bakal mendorong permintaan batubara lebih banyak lagi. Menurutnya, harga batu bara akan bergerak di kisaran US$ 115 - US$ 130 per metrik ton. "Potensinya lebih besar menguat ke US$ 130," kata Apelles. Sepanjang 2011, dia memperkirakan, batubara bisa mencapai harga tertinggi di US$ 150 per metrik ton.

Sedang Reza menebak pada kuartal 1-2011, harga batubara bisa menyentuh US$137-US$138 per metrik ton. Namun dia bilang harga batubara bisa mengalami penurunan jika terjadi kenaikan suku bunga oleh beberapa negara akibat inflasi. Sebab kenaikan suku bunga adalah penggerak penguatan nilai mata uang. “Saat ada peralihan dari investasi batubara menjadi inestasi valas, harga batubara akan turun,” katanya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×