kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga bahan baku naik, begini rekomendasi saham Nippon Indosari Corpindo (ROTI)


Selasa, 07 Desember 2021 / 15:18 WIB
Harga bahan baku naik, begini rekomendasi saham Nippon Indosari Corpindo (ROTI)
ILUSTRASI. Roti tawar dengan merek dagang Sari Roti produksi dari PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI)


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) dihadapkan dengan kenaikan harga bahan baku seiring harga crude palm oil (CPO) yang naik pada tahun ini. Namun, siasat menaikkan harga produk serta penjualan dari saluran general trade yang meningkat bisa jadi katalis positif untuk pendongkrak kinerjanya.

Analis Panin Sekuritas Rendy Wijaya dalam risetnya pada 2 Desember menuliskan, ROTI akan dihadapkan pada tantangan kenaikan harga bahan baku. Secara year to date (2 Desember), harga CPO sudah naik 34% yang berpotensi menyebabkan penurunan marjin keuntungan bagi para perusahaan di sektor consumer.

Ke depannya, Rendy mengekspektasikan harga bahan baku tetap tinggi seiring dengan tingginya permintaan dan juga pasokan yang relatif terjaga. Hal ini terlihat dari stock-to-use ratio untuk komoditas agrikultur global yang tercatat berada di level 27,4% di tahun 2021 ini, setara dengan rata-rata 10 tahun terakhir.

Imbas dari kenaikan harga bahan baku ini terlihat dari marjin laba kotor ROTI yang turun ke level 53,6% dari 54,2% pada kuartal II-2021 dan 56,7% pada kuartal III-2020.

Baca Juga: Melompat 65%, laba Nippon Indosari (ROTI) Rp 209,7 miliar per kuartal III 2021

Merespon hal ini, pihak ROTI berencana menaikkan harga jual produk di level konsumen secara bertahap dalam beberapa bulan ke depan. Diperkirakan rata-rata top products akan dinaikkan harganya sekitar 10%.

“Kami memperkirakan dengan posisi market leader saat ini untuk produk roti mass produce, ROTI akan memiliki fleksibilitas dalam melakukan penyesuaian harga, risiko dari kompetisi dengan peers akan cenderung lebih minim,” tulis Rendy dalam risetnya.

Dengan demikian, ia memperkirakan, kinerja ROTI di kuartal IV-2021 akan mencatatkan marjin keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Apalagi, ROTI juga catatkan kinerja yang yang solid dari saluran penjualan general trade (GT).

Sejalan dengan hal ini, Rendy memperkirakan saluran GT akan menjadi buffer yang mengurangi fluktuasi kinerja jika terjadi kembali pembatasan aktivitas masyarakat dan menekan traffic konsumen ke gerai modern trade (MT).

Dari sisi produksi, ROTI juga telah berhasil menambah jumlah pabrik baru, yakni di Banjarmasin dengan jumlah kapasitas produksi harian mencapai 5 juta roti per hari. Selain itu, ROTI juga melakukan perluasan pembangunan untuk pabrik Palembang yang diperkirakan akan bisa mulai beroperasi secara komersial di awal tahun mendatang.

 

Ditambah lagi, ROTI juga berencana untuk membangun pabrik baru di Pekanbaru yang diperkirakan akan berlangsung pasca momen Hari Raya Lebaran di 2022 mendatang, mundur dibandingkan target awal.

“Pasca pembangunan pabrik Pekanbaru tersebut, diperkirakan kapasitas produksi akan mampu menunjang kinerja perusahaan hingga 3-4 tahun mendatang. Alhasil, kebutuhan capital expenditure (capex) cenderung lebih minim ke depan,” imbuh Rendy.

Seiring dengan kenaikan harga bahan baku yang sudah priced-in,  keputusan kenaikan harga jual yang berpotensi meningkatkan marjin ke depan, serta kontribusi dari penjualan GT yang mencatatakan peningkatan, Rendy pun mempertahankan rekomendasi beli untuk saham ROTI dengan target harga Rp 1.600 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×