Reporter: Namira Daufina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Setelah turun dalam dua hari terakhir, harga aluminium perlahan mendapatkan tenaganya kembali.
Mengutip Bloomberg, Rabu (16/3) pukul 09.29 WIB harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange terangkat 0,23% ke level US$ 1.523,50 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Namun dalam sepekan terakhir harga ini sudah terkoreksi 3,69%.
Andri Hardianto, Research and Analyst PT Asia Tradepoint Futures mengungkapkan sentimen yang sedang mengangkat harga aluminium datang dari antisipasi pelaku pasar terhadap hasil pertemuan FOMC dini hari nanti. Sampai saat ini pelaku pasar masih pesimis memandang langkah kebijakan ekonomi Amerika Serikat selanjutnya.
“Itu menguntungkan posisi harga komoditas termasuk aluminium. Selain memang harga juga terdorong dengan naiknya harga minyak dunia,” jelas Andri. Selain memang kini pasar sedang dibalut ketidakpastian yang memuncak.
Tidak hanya menanti hasil pertemuan FOMC, pasar juga menyoroti hasil akhir dari China's National People's Congress yang berakhir Rabu (16/3) ini dan rapat Bank of England Kamis (17/3).
Harapannya akan ada langkah – langkah stimulus lanjutan dari bank-bank sentral tersebut. Tentunya jika ada genjotan stimulus akan ada dana segar yang masuk ke pasar, itu bisa meningkatkan aktivitas industri yang mendongkrak permintaan logam industri.
Belum berhenti disitu, dukungan lainnya bagi harga aluminium datang dari laporan penurunan stok aluminium Jepang Februari 2016 menjadi hanya 365.600 ton dari bulan sebelumnya 368.100 ton. Hal ini disampaikan dalam e-mail resmi Marubeni Corp, salah satu perusahaan trading terbesar, Marubeni Corp.
"Faktor-faktor ini cukup positif mengangkat harga aluminium untuk sementara waktu," kata Andri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News