Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. El Nino akan melanda Indonesia. Efeknya, produksi CPO dalam negeri bisa terganggu. Tapi PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) telah menyiapkan sejumlah cara untuk menangulangi kondisi tersebut. Seperti pengomposan, drip fertigasi dan pengelolaan air.
Manajemen ANJT dalam materi paparan publik menjelaskan, akan melakukan inovasi pengurangan dampak cuaca ekstrim akibat perubahan iklim. Seperti melakukan bantuan penyerbukan. Metode peningkatan penyerbukan akan meningkatkan set buah dan berat tandan rata-rata sebesar 10% dari yang dikembangkan sepenuhnya.
Baca Juga: Kinerja Austindo (ANJT) pada Kuartal I-2023 Menurun Dampak Harga Jual CPO Loyo
ANJT juga melakukan fertigasi tetes dengan sistem pipa yang mendistribusikan air dan pupuk untuk mengurangi kekeringan dan mengurangi tenaga kerja. Cara ini 55% mengurangi biaya dan mempertahankan pertumbuhan tanaman.
Selanjutnya, ANJT melakukan pengomposan menggantikan pupuk kimia. Cara ini dimaksudkan untuk mengurangi biaya dan bisa menghemat hingga 34% dan menghemat 50% dari penggunaan pupuk kimia.
ANJT juga berupaya menjaga kelembapan dan struktur tanah serta mengurangi emisi. Metode ini 15% meningkatkan hasil tandan buah segar pada usia muda.
Tak hanya upaya tersebut, ANJT juga akan fokus melakukan transformasi digital. ANJT mengaku akan meningkatkan produktivitas melalui inovasi agronomi teknologi dan transformasi digital dengan pengelolaan kebun menggunakan GIS dan EPMS.
Baca Juga: Ini Penyebab Austindo Nusantara Jaya (ANJT) Merugi pada Kuartal I
PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) dalam paparan publik ekspose mengaku tetap percaya diri tren harga CPO dalam jangka panjang masih bullish. ANJT mengutip Word Bank memaparkan jika harga CPO akan berada di titik ekulibirum di US$ 700 - US$ 1.000 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News