Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kinerja yang tengah lesu tak meredupkan niatan Grup Sungai Budi untuk ekspansi. Grup yang melabelkan produk dengan merek Rose Brand ini menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 1,67 triliun di 2015.
"Untuk sumber dana capex, kita akan menggunakan pinjaman perbankan sekitar 65%. Lalu 35% dari kas internal," ucap Deputi Presiden Direktur TBLA, Sudarmo Tasmin, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Jumat, (5/6).
Emiten perkebunan PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) merencanakan capex sekitar Rp 1,5 triliun di tahun ini. Capex itu adalah untuk pembangunan pabrik gula, pabrik kelapa sawit, penanaman lahan baru, serta modal kerja.
Pertama, TBLA tengah dalam proses penyelesaian sugar mill dengan kapasitas 8.000 TCD. Investasi untuk pabrik gula itu mencapai Rp 1 triliun. Namun dana yang dikeluarkan bertahap sampai 2016 dengan investasi tahun ini Rp 500 miliar.
Kedua, TBLA tengah melakukan revitalisasi pabrik kelapa sawit (PKS) yang baru diakuisisi di Riau dengan nilai sekitar Rp 40 miliar hingga Rp 50 miliar. Pabrik tersebut memiliki kapasitas 30 ton per jam. Ketiga, TBLA sedang membangun PKS di Mokumoku, Bengkulu, dengan biaya Rp 70 miliar. Pabrik itu berkapasitas sebesar 45 ton per jam. Sehingga, TBLA akan memiliki 6 PKS dengan total kapasitas 315 ton per jam.
Keempat, TBLA menganggarkan Rp 200 miliar penanaman tebu. Lalu kelima, anggaran untuk penanaman kelapa sawit adalah Rp 150 miliar. Sudarmo menyebut, TBLA menargetkan penanaman 2.000 sampai 3.000 hektar lahan baru setiap tahunnya.
Kemudian keenam, TBLA berinvestasi Rp 200 miliar untuk membangun pabrik biodiesel berkapasitas 1.000 ton per hari. Saat ini, TBLA masih dalam tahap pemasangan mesin. Adapun, pembangunannya ditargetkan rampung akhir tahun ini. Ketujuh, TBLA menyisihkan modal kerja rutin Rp 300 miliar.
Sementara, PT Budi Stratch & Sweetener Tbk (BUDI) menganggarkan belanja modal Rp 175 miliar tahun ini. Sekitar 24% atau Rp 42 miliar dianggarkan untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 2x6 MW. Direktur BUDI Mawarti Wongso menyebut, PLTU tersebut masih dalam proses commissioning. Ia menargetkan PLTU itu bisa beroperasi Juni atau Juli mendatang
Kemudian, BUDI mengalokasikan 13% atau Rp 22,75 miliar untuk pabrik pemanis di Kriyan, Jepara dan 2% atau Rp 3,5 triliun untuk pabrik pemanis di Lampung. Selebihnya, sebesar Rp 100 miliar yakni untuk modal kerja.
Dus, capex BUDI tersebut turun 39,65% dari Rp 290 miliar di 2014. Mawarti mengatakan, sebagian besar capex tahun lalu digunakan untuk PLTU, ekspansi pabrik, serta anggaran modal kerja rutin.
Pada kuartal pertama, keuntungan yang BUDI raih merosot 90,58% dari Rp 35,14 miliar menjadi Rp 3,31 miliar. Lalu laba TBLA pun turun 30,92% dari Rp 131,57 miliar ke posisi Rp 90,88 miliar. Saham TBLA ditutup stagnan di Rp 540. Sementara saham BUDI bertengger di Rp 92.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News