kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.471.000   2.000   0,14%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

Grup Bakrie tetap mayoritas di Kaltim Prima Coal


Senin, 07 Juli 2014 / 05:46 WIB
Grup Bakrie tetap mayoritas di Kaltim Prima Coal
ILUSTRASI. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono.


Reporter: Sandy Baskoro, Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Konglomerasi asal India, Tata Power, memutuskan untuk mengurangi kepemilikan saham di Kaltim Prima Coal (KPC), anak usaha Bumi Resources (BUMI).

Berdasarkan keterbukaan informasi ke Bursa Saham Bombay (BSE), Jumat (4/7), Tata Power menyatakan telah meneken kesepakatan (option agreements) untuk menjual 5% saham KPC ke salah satu entitas Grup Bakrie.

Nilai transaksi jual-beli itu ditaksir US$ 250 juta. Anil Sardana, Managing Director Tata Power mengatakan, opsi divestasi 5% saham KPC ini bagian dari strategi mencari dana tambahan untuk mengurangi utang. "Jika opsi divestasi ini terwujud, pasokan batubara ke pembangkit listrik kami tak akan terpengaruh karena kami masih punya 25% saham KPC," tulis Anil dalam keterangan resmi, Jumat.

Sejak Maret 2007, Tata Power memiliki 30% saham di KPC dan anak usaha BUMI lainnya, PT Arutmin Indonesia (Arutmin). Nilai akuisisi dua anak usaha BUMI itu mencapai US$ 1,1 miliar.

Pada Februari lalu, Tata Power menjual 30% saham Arutmin senilai US$ 500 juta ke salah satu entitas Grup Bakrie. Transaksi ini semula hendak diselesaikan Mei lalu. Tapi hingga kini, Tata Power dan Grup Bakrie belum memfinalisasi transaksi itu. Tata Power menargetkan penjualan saham Arutmin rampung bersama divestasi saham Mitratama Perkasa (PTMP) tahun ini.

PTMP adalah unit usaha PT Sumber Energi Andalan Tbk (ITMA), anak usaha Tata Power. Pada Februari, Tata Power meneken perjanjian jual beli bersyarat untuk menjual 3.600 saham PTMP senilai US$ 120 juta. Tata Power menunjuk unit Grup Bakrie, Long Haul Holdings Ltd (LHH), sebagai broker divestasi saham PTMP. LHH akan menunjuk pembeli saham PTMP.

Kiswoyo Adi Joe, analis Investa Saran Mandiri menilai, langkah Tata Power menjual 5% saham KPC ke Grup Bakrie tak berefek langsung ke BUMI. Yang pasti, Grup Bakrie ingin mempertahankan porsi mayoritas di KPC.

Awalnya, Grup Bakrie melalui BUMI, menguasai 65% saham KPC. Tapi Kamis (3/7) lalu, BUMI mengalihkan 19% saham KPC ke China Investment Corporation (CIC) lewat skema utang dikonversi ke saham (debt-for-equity swap). Ini adalah bagian dari pembayaran utang BUMI senilai US$ 1,99 miliar ke CIC. Selepas pengalihan, kepemilikan BUMI di KPC semestinya turun menjadi 46%.

Namun BUMI tetap menjadi pengendali dengan porsi 51%. Tambahan 5% saham di KPC berasal dari perjanjian piutang dengan Recapital Asset Management. BUMI punya piutang lain dari reklasifikasi aset keuangan tersedia untuk dijual dari Recapital ke PT Kutai Timur Sejahtera (KTS). BUMI punya hak mengonversi piutang itu menjadi 100% kepemilikan saham KTS dengan penerbitan medium term notes. KTS memiliki 5% saham KPC.

Di sisi lain, Standard & Poor Ratings Services, Jumat lalu, menurunkan peringkat kredit korporasi jangka panjang dan peringkat skala regional ASEAN milik BUMI, masing-masing menjadi selective default (SD) dari sebelumnya CC dan axCC.

Peringkat itu menyusut setelah BUMI mengalihkan 19% saham KPC ke CIC. "Kami menilai transaksi ini sebagai pertukaran yang penuh tekanan," tutur Vishal Kulkarni, analis kredit Standard & Poor's, kutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×