Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pemakai kendaraan yang membludak rupanya menarik minat Grup Bakrie. Lewat PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), Grup Bakrie akan membeli perusahaan suku cadang otomotif.
Direktur BNBR Gafur Sulistyo Umar menjelaskan, akuisisi ini bertujuan membesarkan bisnis yang telah dimilikinya. "Kami ingin membesarkan Bakrie Autoparts," ujar pria yang akrab dipanggil Bobby ini, Selasa (3/6).
BNBR akan segera mengumumkan restrukturisasi anak usaha itu. Nantinya, PT Bakrie Autoparts (BAP) akan menaungi delapan anak usaha. Diantaranya, PT Bakrie Tosan Jaya (BTJ), PT Braja Mukti Cakra (BMC), Badan Usaha Mandiri Mizusawa (BUMM) dan PT Aneka Banusakti (ABS).
Selain mengakuisisi perusahaan baru, Bakri Autoparts juga akan membentuk perusahaan patungan dengan investor asal Thailand dan China.
BNBR akan menggunakan kendaraan PT Bakrie Building Industries (BBI) untuk membuat perusahaan patungan itu. "Kami akan mendirikan perusahaan building product di Cikarang. Sekarang kan sudah ada di Daan Mogot," tutur Bobby.
Informasi saja, pembentukkan perusahaan patungan ini sudah direncanakan sejak tahun lalu. Awalnya, Bakrie Building Industries akan dijual tetapi manajemen BNBR memutuskan untuk menggandeng investor strategis. Guna merealisasikan rencana akuisisi dan pembentukkan perusahaan patungan ini, BNBR tentu memerlukan dana.
Bobby memperkirakan, dana yang diperlukan sekitar US$ 100 juta. "Dananya dari mana? Gampanglah itu," ucapnya enteng.
Bila mengandalkan pinjaman, utang BNBR bakal menggunung. Mengutip laporan keuangan perseroanĀ per Maret 2014, pinjaman jangka pendek perseroan mencapai Rp 4,33 triliun.
Pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun sekitar Rp 670,12 miliar. Adapun, pinjaman jangka panjang perseroan nilainya mencapai Rp 2,6 triliun. BNBR memang berniat menjual sejumlah asetnya. Aset-aset itu antara lain saham PT Bakrie Pipe Industries (BPI), lahan yang berlokasi di sekitar BPI seluas 26 hektare (ha).
Selanjutnya, BNBR juga akan menjual PT South East Asia Pipe Industries (SEAPI). Penjualan seluruh aset itu ditaksir mencapai Rp 2,2 triliun. Tetapi, rencananya dana hasil divestasi ini akan digunakan untuk bayar utang, bukan untuk ekspansi.
Hingga akhir Maret 2014, modal BNBR masih minus Rp 1,41 triliun. Saldo laba juga tercatat defisit sebesar Rp 11,56 triliun. Kas dan setara kas BNBR pun hanya ada Rp 160,58 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News