kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Green index masih melorot sejak awal tahun, ini faktor pemberatnya


Senin, 11 Oktober 2021 / 20:51 WIB
Green index masih melorot sejak awal tahun, ini faktor pemberatnya
ILUSTRASI. Karyawan berjalan di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham bertema hijau (green index) cenderung menurun sejak awal tahun. Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), dua indeks bertema hijau (green index) SRI-KEHATI dan IDX ESG Leaders melorot masing-masing 0,85% year to date (ytd) dan 2,61% ytd. 

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mencermati, lesunya pergerakan kedua indeks itu karena saham-saham yang mengalami penguatan tidak tergabung ke dalam dua indeks itu. 

Misalnya saja, saham-saham komoditas yang terkerek sentimen kenaikan harga komoditas. Di sisi lain, untuk saat ini, investor cenderung berhati-hati karena menanti laporan keuangan berbagai emiten untuk periode kuartal III 2021. 

Sementara itu, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengamati tekanan yang dialami dua indeks itu lebih baik dibanding beberapa bulan yang lalu. 
Sebab, mayoritas konstituen dua indeks hijau itu merupakan saham-saham berkapitalisasi pasar besar  (big caps) yang mulai menggeliat beberapa waktu terakhir. 

Baca Juga: Reksadana berbasis ESG masih perlu buktikan konsistensi kinerjanya

"Sebenarnya untuk minusnya sendiri sudah lebih baik dibanding katakanlah enam bulan yang lalu," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (11/10). 
Lebih lanjut dijelaskan, pergerakan bursa di awal tahun didominasi oleh saham-saham teknologi dan perbankan digital. Sementara saham-saham big caps cenderung lesu.

Adapun menggeliatnya saham-saham bigcaps dalam bebebrapa waktu terakhir terdorong ekpektasi perbaikan ekonomi. Apabila kondisi seperti saat ini terus berlangsung, bukan tidak mungkin kedua indeks itu ditutup menghijau di akhir tahun. 
Apalagi, mayoritas emiten pengisi indeks bertema hijau itu memiliki kondisi fundamental yang baik. 

Menurutnya, saham bigcaps yang atraktif adalah sektor keuangan khususnya saham-saham perbankan. Apalagi dengan adanya ekpektasi pemulihan ekonomi. Selain itu, saham-sahan barang konsumen dan telekomunikasi juga tidak kalah menarik.  

Hanya saja menurut Wawan, dalam memilih portofolio saham, investor masih akan lebih fokus pada potensi return dan kondisi industri dibandingkan indeksnya. 

Oleh karena itu, jika ada sentimen negatif yang menghantam saham-saham big caps, bukan tidak mungkin indeks bertema hijau seperti SRI-KEHATI dan IDXESGL juga ikut melorot. 

Beberapa sentimen yang berpotensi menekan pergerakan saham-saham big caps seperti kondisi kesehatan masyarakat Indonesia terkait Covid-19, kepastian keputusan tapering off  AS, serta kenaikan suku bunga acuan AS yang kemungkinan besar akan terjadi tahun depan. 

Nafan menambahkan, pemulihan ekonomi memang menjadi sentimen yang menopang pergerakan saham-saham konstituen dua indeks hijau. Mempertimbangkan hal tersebut, beberapa saham yang masuk ke dalam Mirae Asset's Top Picks di antaranya BBNI, BMRI, BSDE, dan DSNG.

Selanjutnya: BEI Dorong Penerapan Prinsip ESG di Bursa Saham

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×