kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Goldman pangkas outlook, harga minyak turun lagi


Senin, 12 Januari 2015 / 11:13 WIB
Goldman pangkas outlook, harga minyak turun lagi
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) menetapkan biaya transaksi Merchant Discount Rate (MDR) layanan QR Code Indonesian Standard atau QRIS sebesar 0,3 persen bagi usaha mikro mulai 1 JulI 2023. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

SINGAPURA. Harga kontrak minyak dunia kembali melorot pada transaksi hari ini (12/1). Berdasarkan data Bloomberg, pagi tadi, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran Februari turun sebesar US$ 1,03 menjadi US$ 49,08 per barel di ICE Futures Europe Exchange. Pada pukul 13.40 waktu Sydney, harga kontrak yang sama berada di posisi US$ 49,35 sebarel.

Pada 9 Januari lalu, harga minyak Brent turun 85 sen menjadi US$ 50,11 per barel. Ini merupakan level terendah sejak April 2009 lalu.

Sementara itu, harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) turun sebesar 95 sen atau 2% menjadi US$ 47,41 per barel di New York Mercantile Exchange. Pada akhir pekan lalu, harga kontrak minyak yang sama berada di posisi US$ 48,36 atau turun 43 sen.

Penurunan harga minyak dunia terjadi setelah Goldman Sachs Group Inc memangkas prediksi harga minyak dunia. Menurut Goldman, harga minyak WTI akan berada di level US$ 41 dan Brent berada di posisi US$ 42 dalam tiga bulan ke depan.

Penyebabnya, lanjut Goldman, kapasitas penyimpanan minyak AS sudah berlebih. Selain itu, cadangan minyak juga akan melonjak pada paruh pertama tahun ini. Selain itu, Goldman juga menurunkan prediksi harga minyak mereka untuk enam hingga 12 bulan ke depan.

"Pasar masih fokus pada sisi suplai. Cukup menarik untuk melihat tingginya volume minyak. Masih ada komitmen dari para penjual, meski harga minyak semakin rendah," jelas Michael McCarthy, chief strategist CMC Markets di Sydney.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×