Reporter: Yoliawan H | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) membidik kontribusi pendapatan melalui pasar internasional dapat menyentuh 50% pada tahun 2019. Sebab, hingga kuartal III 2018 saja, porsi pendapatan GMFI dari pasar internasional sudah mencapai 30%. Sisanya sebesar 70% masih didominasi oleh pasar domestik.
Direktur Utama GMFI Iwan Joeniarto mengatakan, di tengah kondisi kenaikan harga bahan bakar dan tren pelemahan rupiah membuat pengembangan pasar internasional menjadi penting untuk melakukan diversivikasi pendapatan dan menjaring pasar internasional.
Saat ini, GMFI tengah menjajaki kerjasama dengan beberapa negara dalam penyediaan jasa perawatan pesawat seperti dengan Uni Emirate Arab dan Australia. Untuk ekpansi di Uni Emirate Arab, GMFI masih dalam masa penjajakan dengan mencari rekanan. Nantinya GMFI akan bertindak sebagai operator jasa layanan perawatan pesawat.
“Untuk Australia kami berencana membangun kantor cabang terlebih dahulu. Dan, dimulai dengan melakukan perawatan pesawat skala kecil. Untuk perawatan skala besar kami akan kirim ke Indonesia,” ujar Iwan saat ditemui di acara RUPSLB GMFI, Selasa (6/11).
Iwan menambahkan, GMFI juga terus menggenjot perolehan kontrak dengan maskapai luar untuk pelayanan perawatan pesawat seperti dengan Bangkok Airways, maskapai Bangladesh, maskapai Filipina, dan maskapai India. Untuk India saja, menurut Iwan, pihaknya sudah mendapatkan kontrak untuk melayani 11 pesawat di tahun 2018. Untuk tahun 2019 akan naik menjadi 24 pesawat.
Sekadar informasi, per 30 September 2018, pendapatan usaha GMF AeroAsia tumbuh 7,78% menjadi US$ 334,69 juta. Namun laba tahun berjalan justru menyusut 29,28% menjadi US$ 26,98 juta. Penyebabnya, beban usaha GMF AeroAsia yang naik 15,82% menjadi US$ 295,68 juta di kuartal III 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News