Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) mengumumkan perubahan pemegang saham pengendali dalam struktur pemegang saham perseroan, Kamis (7/10).
Sebelumnya, PT Lintas Kebayoran Kota sebagai pemegang saham pengendali DGIK. Namun kini, pemegang saham pengendali DGIK adalah PT Global Dinamika Kencana (GDK).
Sebagai informasi, GDK merupakan pemilik perusahaan konstruksi PT Dirgantara Yudha Arta (Dirgantara) yang secara size lebih besar dari DGIK.
Perubahan tersebut terjadi setelah GDK melakukan pembelian sebanyak 2.873.092.300 saham DGIK yang dimiliki PT Lintas Kebayoran Kota, PT Lokasindo Aditama, PT Rezeki Segitiga Emas dan PT Multidaya Hutama Indokarunia.
Baca Juga: Terimbas Covid-19, Nusa Konstruksi Enjiniring (DGIK) akan revisi target kinerja 2020
Investor Relation PT Nusa Konstruksi Enjinering Tbk (DGIK) Alamanda Pohan mengungkapkan, total jumlah pembelian tersebut setara dengan 51,85% kepemilikan di DGIK, yang menjadikan GDK menjadi pemegang saham pengendali di DGIK.
Pembelian dilakukan pada harga Rp 80 per saham sehingga total nilai transaksi sebesar Rp 229,85 miliar.
Pasca transaksi, GDK memiliki kewajiban untuk melaksanakan tender offer terhadap kepemilikan publik sebagaimana diatur dalam POJK 9/2018.
Alamanda melanjutkan, ke depan tentu akan dilakukan sinergi dimana GDK akan mengkonsolidasikan bisnis jasa konstruksinya. Akuisisi ini secara tidak langsung akan menjadi jalan masuknya secara penuh bisnis konstruksi GDK ke pasar modal.
“Akuisisi atau pembelian ini bisa dikategorikan bagian dari ekspansi bisnis GDK group untuk meningkatkan size di sektor konstruksi, DGIK akan semakin besar lagi dan kuat dengan masuknya GDK sebagai pemegang saham pengendali,” ungkap Alamanda dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan, Kamis (7/10).
Dengan akuisisi DGIK maka PT Global Dinamika Jaya (GDK) saat ini memiliki dua anak usaha yang telah listing di Bursa Efek Indonesia yaitu PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) yang bergerak di sektor healthcare dan DGIK.
Alamanda menyatakan, saat ini penting bagi perusahaan konstruksi untuk mendapat dukungan yang kuat untuk pendanaan. Mengingat kondisi saat ini, dimana perbankan masih belum agresif untuk penyaluran kreditnya dan kondisi tersebut selain karena kondisi permintaan, tidak bisa dilepaskan dari tingginya rasio NPL di sektor konstruksi.
“Dengan mulai pulihnya sektor kontruksi, maka masuknya GDK sebagai pengendali baru menjadi momentum yang tepat, menjadi energi baru dan modal yang kuat untuk tumbuh,” tutup Alamanda.
Selanjutnya: Nusa Konstruksi Enjiniring (DGIK) optimistis bukukan laba tahun Ini dan tahun depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News