Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berupaya menekan sejumlah biaya. Caranya dengan melakukan transaksi cross currency swap (CCS) dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
GIAA melakukan transaksi swap atas obligasi rupiah sebesar Rp 1 triliun dengan BBNI ke mata uang dollar AS. Nilai tukar yang digunakan berdasarkan JISDOR pada tanggal transaksi 13 Januari 2015, yakni Rp 12.608 per dollar AS dengan bunga 3,2% per tahun.
Sedangkan suku bunga rupiah sesuai bunga obligasi GIAA, dengan tenor sama yakni 9,25% per tahun. GIAA dan BBNI tidak melakukan pertukaran dana pokok pada tanggal mulai kontrak. Pertukaran dana pokok akan dilakukan saat akhir kontrak, yakni pada 5 Juli 2018.
GIAA bisa melakukan transaksi secara bertahap hingga memenuhi Rp 1 triliun. GIAA akan membayar US$ 79,351 juta dan menerima Rp 1 triliun dari BBNI. Selanjutnya, frekuensi pembayaran bunga setiap tiga bulan sekali selama 3,5 tahun.
Pembayaran bunga dimulai 13 Januari 2015 dan berakhir 5 Juli 2018. Cross currency bisa dibilang lindung nilai kurs dan suku bunga dua pihak untuk menukar pokok pinjaman (principal) dan suku bunga dalam dua mata uang yang berbeda selama periode tertentu.
Nilai tukarnya menggunakan nilai mata uang (exchange rate) pada saat transaksi disepakati Meski tak menjelaskan detail transaksi ini, Direktur Keuangan GIAA I Gusti Ngurah Ashkara Danadiputra mengatakan, transaksi ini bisa menekan biaya US$ 3,5 juta per tahun.
Artinya selama tiga tahun bisa menghemat US$ 16,5 juta. "Kami memanfaatkan transaksi ini untuk memperoleh efisiensi dalam mata uang dollar AS. Jadi, semakin melemah rupiah justru semakin baik," ujar dia, Jumat (16/1).
Dengan transaksi ini, GIAA bisa mengurangi kesalahan perhitungan dalam laporan keuangan. Sebab, GIAA menggunakan mata uang dollar AS. GIAA juga menghindari risiko lonjakan biaya operasional jika dibayar dalam rupiah karena pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
Biaya operasional seperti pembelian avtur, perawatan pesawat dan sewa pesawat dalam mata uang dollar AS. GIAA juga bisa menjadikan biaya dalam dollar AS lebih stabil dan kegiatan operasional lebih konsisten.
Keuntungan lain, GIAA dapat mengubah obligasi dalam rupiah ke dalam mata uang dollar AS sehingga menguntungkan bagi operasional perusahaan. Transaksi swap ini bukan pertama kali. Tahun lalu GIAA memiliki transaksi ini dengan BNI senilai Rp 500 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News