kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.503.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.511   28,00   0,18%
  • IDX 7.760   25,02   0,32%
  • KOMPAS100 1.205   3,50   0,29%
  • LQ45 961   2,42   0,25%
  • ISSI 234   1,13   0,48%
  • IDX30 494   1,12   0,23%
  • IDXHIDIV20 593   1,74   0,29%
  • IDX80 137   0,38   0,27%
  • IDXV30 142   -0,50   -0,35%
  • IDXQ30 164   0,08   0,05%

GIAA meraih utang sindikasi US$ 200 juta


Kamis, 05 Desember 2013 / 06:50 WIB
GIAA meraih utang sindikasi US$ 200 juta
ILUSTRASI. Mencermati Prospek Emiten Konstruksi Sampai Akhir 2022


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mendapatkan pinjaman sindikasi perbankan. Nilai pinjaman tersebut sebesar US$ 200 juta atau sekitar Rp 2,39 triliun (kurs USD/IDR = 11.960). Pinjaman itu berasal dari lima bank yang dikomandani PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Direktur Keuangan GIAA, Handrito Hardjono mengatakan, kredit sindikasi yang ditandatangani pada 2 Desember 2013 bertenor tiga tahun. Dana sebesar itu akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan belanja tahun depan.

Dia enggan merinci penggunaan dana dan struktur pinjaman tersebut. Kemungkinan penggunaannya akan lebih fleksibel, bisa untuk belanja modal atau refinancing utang GIAA. "Akan digunakan untuk general purposes. Sementara itu dulu yang bisa disampaikan," kata dia, Rabu (4/12).

Sebenarnya, beban utang GIAA sudah cukup besar dan dibayangi pelemahan kurs rupiah. Namun, perseroan ini telah melakukan lindung nilai alias hedging untuk utang dollar AS.

Tahun ini, ada beberapa fasilitas pinjaman yang didapatkan GIAA. Misalnya, fasilitas pinjaman dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) senilai US$ 40 juta pada tengah tahun ini. Dana itu untuk ekspansi seperti menambah armada dalam beberapa tahun ke depan. BRI memberi bunga Libor+3,75% per tahun yang dibayar setiap bulan.

Dalam laporan keuangan kuartal III-2013, total pinjaman jangka panjang GIAA naik 9,13% secara year to date menjadi US$ 321,73 juta. Volatilitas nilai tukar bakal menekan beban usaha GIAA.

Namun Emirsyah Satar, Direktur Utama GIAA mengklaim, perseroan ini telah melakukan natural hedging. Alasannya, 55% pendapatan GIAA dalam valuta asing. Jika rupiah makin liar, GIAA tak sungkan membebankan ke konsumen. "Tentu kami akan menaikkan harga kalau rupiah makin melemah. Karena biaya kami cukup besar dalam dollar," kata dia.

Tak hanya itu, perseroan ini juga akan menerbitkan saham baru alias rights issue. Aksi korporasi ini rencananya digelar semester I-2014. Kini, GIAA sedang dalam proses beauty contest penjamin emisi.

GIAA bakal melepas 10% saham baru. "Rights issue masih kami hitung besarannya," ujar Handrito. Harga GIAA naik 1,02% ke Rp 495 per saham, Rabu (4/12).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet

[X]
×