kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Genjot produksi, emiten beton kian menarik untuk dilirik


Jumat, 24 Mei 2019 / 20:51 WIB
Genjot produksi, emiten beton kian menarik untuk dilirik


Reporter: Yoliawan H | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Duo emiten beton mulai bermanuver untuk terus meningkatkan kapasitas produksi demi mengejar target pendapatan maupun kontrak kerja di tahun 2019. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) dan PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) jadi emiten yang akan terus menggenjot kinerja di tahun ini.

WTON menargetkan perolehan kontrak baru di tahun 2019 mencapai Rp 9 triliun dengan target penjualan sebesar Rp 8 triliun. Target ini naik dari tahun sebelumnya sebesar Rp 6,9 triliun. Perolehan kontrak anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) sampai dengan April 2019 sebesar Rp1,8 triliun.

Sekretaris Perusahaan WTON, Yuherni mengatakan, guna mengejar target tersebut, pihaknya tahun ini meningkatkan kapasitas produksi. Saat ini kapasitas produksi WTON sebesar 3,7 juta ton. WTON berharap kapasitas produksi akhir tahun ini bisa mencapai 4 juta ton.

“Tahun ini nambah sekitar 400.000 ton yang berasal dari pabrik baru dan pabrik eksisting,” ujar Yuherni kepada Kontan.co.id, Jumat (24/5).

Tidak ingin kalah, WSBP tahun ini mengejar perolehan target kontrak baru mencapai Rp 10 triliun. Hingga kuartal I 2019, anak usaha PT Waskita Karya Tbk (WSKT) ini telah mengantongi Rp 2,2 triliun. WSBP menyiapkan belanja modal hingga Rp 7 triliun untuk mencapai target pendapatan sebesar Rp 10 triliun.

Direktur WSBP, Antonius Yulianto mengatakan, saat ini kapasitas produksi WSBP sebesar 3,5 juta ton per tahun. Untuk menunjang target, pihaknya menargetkan produksi precast tahun 2019 menjadi 3,75 juta ton dengan utilitas mencapai 70%.

“Penambahan kapasitas ada di plant Penajam dan eksisting. Untuk peningkatan produksi menggunakan belanja modal sekitar 50%-60%,” ujar Antonius kepada Kontan.co.id.

Melihat potensi tersebut, Analis Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, kedua emiten tersebut akan terbantu utamanya dari Perpres 56 tahun 2018. Perpres ini berisi perubahan kedua tentang percepatan pelaksanaan proyek strategis nasional sehingga eksekusi proyek akan semakin cepat.

Kebijakan pemerintah untuk percepatan infrastruktur menurutnya akan memberikan katalis positif. “Pembangunan infrastruktur masih akan menjadi prioritas pemerintah,” ujar Nafan.

Nafan melihat, WSBP memiliki rasio valuasi yang sangat menarik yakni dengan price to earning ratio (PER) 8,66 kali, jauh di bawah PER IHSG. Dia merekomendasikan buy WSBP dengan target harga Rp 560 per saham dan WTON dengan target harga jangka panjang sebesar Rp 990 per saham.

Hari ini, harga saham WSBP turun 1,55% ke Rp 382 per saham. Sedangkan harga saham WTON turun 1,96% ke Rp 500 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×