Reporter: Ahmad Febrian, Yuliana Hema | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel mencatatkan kinerja fundamental positif di sepanjang tahun 2023 dibandingkan tahun 2022 secara year on year (yoy). Dalam laporan keuangan tahunan 2023, tercatat pendapatan MTEL tumbuh 11,2% menjadi Rp 8,59 triliun. Tumbuh dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya Rp 7,73 triliun.
Sementara laba bersih emiten menara telekomunikasi atau Grup Telkom terkerek 12,6% menjadi Rp 2,01 triliun. Naik dari laba tahun sebelumnya Rp 1,79 triliun. Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) tahun lalu bahkan tumbuh 12,7% yoy menjadi Rp 6,92 triliun dengan margin EBITDA yang naik menjadi 80,5% dari 79,5% pada tahun 2022. “Peningkatan margin EBITDA mencerminkan efisiensi operasional perusahaan yang semakin baik,” tulis manajemen Mitratel, dikutip dari Info Memo Mitratel, Selasa (12/3)..
Mengacu laporan keuangan dan Info Memo Mitrarel yang dipublikasikan awal Maret pekan lalu, terungkap kontributor utama pendapatan perseroan adalah bisnis sewa menara (tower leasing) mencapai 83% dari total pendapatan Mitratel. Pertumbuhannya 12% menjadi Rp 7,14 triliun.
Pendapatan tower leasing ini didorong penambahan tenant dan kolokasi secara organik dan anorganik, termasuk akuisisi menara milik Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) di kuartal I-2023 dan menara PT Gametraco Tunggal pada kuartal IV 2023.
Sedangkan dua segmen lain mengalami penurunan. Bisnis reseller minus 10,2% yoy dengan pendapatan sebesar Rp 628 miliar dan bisnis lain terkait menara atau tower-related businesses meraih pendapatan Rp 624 miliar atau turun 5,3% yoy. Bisnis reseller adalah layanan penyewaan tower dengan menawarkan tower pihak ketiga untuk dimanfaatkan penyewa berikutnya.
“Secara bertahap kami akan mengurangi proporsi bisnis reseller ini ke depan, kami juga selektif dan berhati-hati dalam memilih peluang bisnis tower-related yang memiliki margin tinggi,” kata manajemen MTEL dalam penjelasannya.
Baca Juga: Gencar Ekspansi, Jumlah Menara dan Fiber Optic Mitratel (MTEL) Kian Menggemuk
Salah satu segmen yang menurut analis bakal menjadi amunisi Mitratel dalam jangka panjang adalah bisnis fiber optik (serat optik) dengan pendapatan Rp 207 miliar. “Tahun 2023 menandai tahun pertama masuknya Mitratel ke bisnis kabel fiber. Meski memulai lebih lambat dari para pesaingnya, MTEL menunjukkan pertumbuhan pesat. Pendapatan bisnis kabel fiber Rp 207 miliar itu sudah 2,4% dari total pendapatan mereka,” kata analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Jonghoon Won, dalam riset per 8 Maret 2024.
Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko memahami perubahan tren lanskap bisnis telekomunikasi yang ditandai dengan mulai banyak dilegonya aset menara dan fiber optik milik perusahaan operator telekomunikasi atau mobile network operator (MNO).
MNO ingin lebih fokus ke inovasi produk yang memberikan nilai tambah dan pemenuhan kebutuhan konsumen." Perubahan ini tentu menjadi peluang bagi kami untuk menjadi mitra strategis dan tumbuh bersama mereka,” kata Teddy - sapaan Theodorus dalam keterangan resmi.
Di sisi lain, “Permintaan untuk sewa menara, fiber optik dan layanan penunjang lainnya bakal meningkat sejalan dengan rencana ekspansi, terutama ke wilayah sentra pertumbuhan ekonomi baru di masa mendatang,” lanjut Teddy.
Sepanjang pekan lalu, 4-8 Maret, harga saham MTEL di Bursa Efek Indonesia (BEI) naik 0,80% di level Rp 630 per saham, dengan kapitalisasi pasar Rp 52,64 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News