Reporter: Willem Kurniawan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) melalui anak usahanya, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) terus mengembangkan bisnis petrokimia. Paling baru, TPIA berniat membangun pabrik terintegrasi.
David Kosasih, Chief Financial Officer BRPT mengatakan bahwa TPIA telah menambah kapasitas pabrik butadine dari 100.000 ton menjadi 137.000 ton yang selesai Juni 2018.
“Untuk 2018 ini ada dua, satu sudah selesai Juni. Satu lagi pada September 2018 kami akan joint venture dengan Michelin untuk pabrik sintetik rubber berkapasitas 120.000 ton, dan September nanti juga sudah bisa mulai beroperasi,” kata David, Rabu (18/7).
Pada 2019, Barito Pacific menggarap pabrik baru polietilen kapasitas 400.000 ton. Di tahun yang sama, Grup Barito juga berniat ekspansi pabrik polipropilen berkapasitas 100.000 ton. TPIA pun mempersiapkan untuk pembangunan kompleks pabrik petrokimia kedua dengan kapasitas 1 juta ton. Tapi, pabrik ini masih dalam pembahasan.
Barito menargetkan kontribusi bisnis petrokimia ini akan sebanding dengan ekspansi energi lewat anak usaha lainnya, Star Energy. David mengatakan, kinerja Star Energy akan dikonsolidasikan ke Barito Pacific mulai kuartal ketiga tahun ini.
Kepala Riset Narada Kapital Indonesia, Kiswoyo Adi Joe mengatakan, Barito Pacific masih bisa tumbuh secara kompetitif dan dapat mencapai target pendapatan dan laba tahun ini. "Usaha BRPT melalui diversifikasi usaha serta integrasi usaha ke bidang petrokimia dan energi terbarukan akan membuat pendapatan dan laba bersih bisa lebih stabil,” kata Kiswoyo, hari ini.
Kiswoyo merekomendasikan buy untuk saham BRPT dengan target harga Rp 3.770. Hari ini, harga saham BRPT turun 1,93% ke level Rp 1.780 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News