Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten perikanan, PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA) optimistis dapat mencapai target pertumbuhan pendapatan sebesar 2 kali atau 3 kali lipat dari 2021 dapat tercapa di tahun 2022.
Untuk gambaran, ASHA mencetak pendapatan sebesar Rp 168,40 miliar pada akhir Desember 2021. Dari sisi bottom line, ASHA berhasil membukukan laba bersih tahun berjalan senilai Rp 894,94 juta.
Direktur Utama ASHA William Sutioso mengatakan, berkaca pada kinerja di kuartal pertama ini dan adanya relaksasi di negara konsumennya, ASHA optimistis target tersebut dapat tercapai. Di tambah, waktu dekat ini ASHA akan menandatangani MoU kerja sama dengan pembeli di Australia.
“Kami sangat optimistis, ini terlihat dari saat ini kami banyak menerima orderan ekspor, terutama ke benua Amerika dan Australia. Kami yakin, tahun ini ASHA dapat memenuhi target proyeksi pertumbuhan gross revenue kami,” jelasnya kepada Kontan belum lama ini.
Baca Juga: Cilacap Samudera Fishing (ASHA) Raup Dana IPO Rp 125 Miliar, Digunakan untuk Apa?
Saat ini pasar emiten yang bergerak pada perdagangan perikanan ini adalah pasar Asia, yang mana porsi terbesar adalah ke Thailand dan China. Selain itu, ASHA juga mengirim ke Taiwan, Filipina dan Malaysia.
Untuk memperkuat bisnisnya, ASHA berencana untuk memperluas jaringan ke negara-negara di benua Australia, Amerika dan Timur tengah. William menilai tingginya permintaan seafood seiring dengan terbukanya akses turis masuk ke negara-negara tersebut.
Di dalam negeri sendiri, perseroan punya rencana untuk mengakuisisi 99,97% saham perusahaan pengolahan ikan, yakni PT Jembatan Lintas Global (LJG) di Jawa Timur. Modal akuisisi ini akan diambil dari dana hasil penawaran saham perdana sekitar Rp 28 miliar.
William menyebut akuisisi LJG langkah strategis dalam pengembangan pengolahan ikan. Sebab JLG memiliki lokasi strategis di Jawa Timur, dengan limpahan ikan segar dari Pantai Utara dan Pantai Selatan.
"Pabrik pengolahan ikan termasuk yang padat karya, sehingga efisiensi biaya produksi dan biaya logistik menjadi salah satu pertimbangan juga," paparnya.
Selain itu, keberadaan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya semakin mempermudah akses ekspor karena pelabuhan ini merupakan sentra masuk logistik dari Indonesia bagian Tengah dan Timur. Dengan begitu, ketika perusahaan melakukan sourcing di daerah bisa mempercepat waktu pengiriman.
"Kami juga akan memperluas jaringan di hulu terutama sourcing bahan baku di daerah-dengan Indonesia bagian Tengah dan Timur, sebagai offtaker dari komunitas nelayan setempat," ucapnya.
Baca Juga: Menilik Rencana Ekspansi Bisnis Cilacap Samudera (ASHA) usai IPO
Strategi lain untuk memperkuat pasar dalam negeri, ASHA akan terus menjalin kemitraan dengan perusahaan maupun perorangan untuk memperluas distribusi produk. Lalu, ASHA juga menggandeng akademisi untuk R&D di bidang penangkapan dan budidaya hasil laut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News