kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cilacap Samudera Fishing (ASHA) Raup Dana IPO Rp 125 Miliar, Digunakan untuk Apa?


Jumat, 27 Mei 2022 / 17:16 WIB
Cilacap Samudera Fishing (ASHA) Raup Dana IPO Rp 125 Miliar, Digunakan untuk Apa?
ILUSTRASI. PT Cilacap Samudera Fishing Industry (ASHA) resmi mencatatkan sahamnya di BEI Jumat 27 Mei 2022.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cilacap Samudera Fishing Industry (ASHA) langsung tancap gas untuk mengembangkan ekspansi bisnis usai menggelar Initial Public Offering (IPO).

Dalam IPO tersebut, ASHA memperoleh dana segar Rp 125 miliar. Dana hasil IPO tersebut, sekitar Rp 75 miliar diantaranya akan dipakai sebagai modal kerja untuk pembelian persediaan ikan.

Lalu, sebanyak Rp 28 miliar akan digunakan untuk pembelian 99,97% saham PT Jembatan Lintas Global (JLG) yang bergerak dalam bidang perikanan.

Direktur Utama ASHA William Sutioso mengatakan, akuisisi ini merupakan langkah strategis dalam pengembangan pengolahan ikan, karena PT JLG memiliki lokasi strategis di Jawa Timur, dengan limpahan ikan segar dari Pantai Utara dan Pantai Selatan. Serta tersedianya SDM plus akses langsung ekspor melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Selain itu, ASHA juga memiliki misi untuk pemberdayaan masyarakat pesisir dan perempuan sebagai wujud pembentukan kapasitas dan kesetaraan gender dalam unit pengolahan ikan ASHA.

“Pengolahan ikan memiliki nilai tambah yang dapat meningkatkan margin laba. Saat ini PT JLG telah membuka pasar ekspor untuk pengolahan ikan ke Australia dan dalam proses pasar benua Amerika," kata William, Jumat (27/5).

Baca Juga: Permintaan Tinggi, Debut PT Cilacap Samudera Fishing Industry (ASHA) di BEI Naik 35%

Kelak, PT JLG akan dikembangkan dalam pengelolaan Ikan dan impor untuk pasar lokal ataupun re-ekspor. Pada Desember 2021, ASHA melalui afiliasinya telah memperoleh izin impor untuk 1.000 ton ikan. Jadi, ASHA memiliki spektrum penerimaan yang luas.

Sebagai antisipasi adanya rencana pemerintah Indonesia melakukan industriliasi sektor perikanan dengan diberlakukannya kuota dalam penangkapan ikan terukur, maka ASHA juga telah mengajukan permintaan kuota di Maret 2022.

Dengan perolehan dana IPO maka setoran modal ASHA mencapai Rp 200 miliar, sehingga memenuhi syarat yang diajukan pemerintah dalam permintaan kuota.

Sebagai informasi, integrasi ASHA dilakukan dari kapal perikanan, unit pengolahan ikan, pemasaran produk hasil ikan dan dockyard. Dockyard ini merupakan yang terbesar di Cilacap dengan fasilitas antara lain slipway: 1,500 DWT dengan sidetrack: 5 lini dengan masing-masing 100m, yang dapat digunakan untuk reparasi kapal dan pembangunan kapal baru, cold storage dan kapal penangkapan ikan, kapal kargo dan pengolahan ikan.

William menerangkan, melalui perusahaan afiliasi, ASHA melakukan pengelolaan pelabuhan dan kapal tanker sebagai pemasok bahan bakar ke kapal. Ketersediaan BBM ini merupakan faktor penting dalam penangkapan ikan.

Saat ini, ketersediaan station pengisian BBM di berbagai pelabuhan dan pendaratan di Indonesia baru sekitar 30% dari jumlah pelabuhan atau pendaratan ikan yang ada.

Dengan pengalaman 40 tahun di industri perikanan, ASHA telah membangun jejaring yang cukup luas. Saat ini, secara aktif pelanggan lokal ASHA mencapai 383 klien dan ekspor 48 klien. ASHA juga secara terus aktif mengembangkan produk-produk baru, pasar ekspor dan domestik yang belum tersentuh.

"Meskipun pada saat ini pasar terbesar adalah ekspor mencapai 80%-90% namun dikemudian hari perseroan akan mengembangkan pasar lokal, karena seringkali pasar lokal memiliki harga yang lebih baik," tambah William.

Dalam laporan keuangan  per 31 Desember 2021 ASHA mencetak pendapatan sebesar Rp 168,40 miliar atau turun 6,09% dibandingkan pendapatan pada tahun 2020 yang sebesar Rp 179,33 miliar.

Di lain sisi, ASHA berhasil menekan beban. Tercatat beban pokok pendapatan ASHA pada tahun lalu sebesar Rp 147,20 miliar atau 7,72% lebih kecil dibandingkan Rp 159,53 miliar pada tahun 2020.

Dus, ASHA mengantongi laba kotor sebesar Rp 21,19 miliar hingga akhir tahun lalu. Laba kotor ini tumbuh 7,02% dibandingkan laba kotor tahun 2020 yang senilai Rp 19,80 miliar.

Dari sisi bottom line, ASHA berhasil membukukan laba bersih tahun berjalan senilai Rp 894,94 juta. Naik 39,26% ketimbang laba bersih tahun 2020 yang sebesar Rp 642,60 juta.

Baca Juga: Telkom Indonesia (TLKM) Akan Bagi Dividen Rp 14,86 Triliun dari Laba Tahun 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×