kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Gelar RUPST, Solusi Bangun Indonesia (SMCB) beberkan realisasi kinerja di tahun 2020


Selasa, 30 Maret 2021 / 13:48 WIB
Gelar RUPST, Solusi Bangun Indonesia (SMCB) beberkan realisasi kinerja di tahun 2020
ILUSTRASI. PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) telah resmi mengganti merek semen Holcim menjadi Dynamix


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) baru saja melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Selasa (30/3). Terdapat sejumlah poin yang dibahas dalam RUPST kali ini. 

Berikut ini beberapa poin yang disetujui pemegang saham dalam RUPST tersebut. Pertama, menyetujui laporan tahunan perusahaan dan pengesahan atas laporan keuangan perusahaan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020. 

Kedua, menetapkan penggunaan laba bersih pada tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020. Ketiga, menunjuk kantor akuntan publik sebagai auditor independen perseroan untuk melakukan audit atas pembukuan perseroan untuk tahun buku 2021. 

Keempat, menyetujui pelimpahan kewenangan kepada Dewan Komisaris untuk menentukan tantiem tahun buku 2020 dan remunerasi (gaji, fasilitas, dan tunjangan) tahun buku 2021 untuk Direksi.

Kelima, menyetujui penetapan tantiem tahun buku 2020 dan remunerasi (gaji/honorarium, fasilitas, dan tunjangan) untuk tahun buku 2021 untuk Dewan Komisaris.

Keenam, menyetujui rencana perseroan untuk melakukan penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) kepada para pemegang saham Perseroan melalui mekanisme penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD).

Ketujuh, menyetujui perubahan Pasal 4 Anggaran Dasar Perseroan antara lain mengenai struktur permodalan, sehubungan dengan PMHMETD. Kedelapan, menyetujui Pasal 16 dan Pasal 19 Anggaran Dasar Perusahaan.

Baca Juga: Taiheiyo masuk ke SMCB, begini rekomendasi saham Semen Indonesia (SMGR)

Dalam RUPST kali ini, SMCB juga menjabarkan beberapa hal terkait bisnis perusahaan. Harus diakui, pandemi Covid-19 cukup membayangi bisnis perusahaan sepanjang tahun 2020. 

Peningkatan jumlah kasus positif di Indonesia yang berimbas pada peningkatan mitigasi pemerintah melalui berbagai upaya pembatasan pada aktivitas masyarakat serta fokus pemerintah untuk mengalihkan pendanaan pada pencegahan Covid-19 turut mempengaruhi performa pasar semen domestik.

Penurunan konsumsi pasar semen domestik tercermin pada kinerja SMCB sebagai berikut:

  • Penurunan volume penjualan semen dan terak SMCB dari 11,9 juta ton pada tahun 2019 menjadi 10,5 juta ton pada tahun 2020 atau sebesar 11,6%. Kenaikan hanya didapat dari penjualan ekspor yang melonjak dari 502.000 ton pada tahun 2019 menjadi 1,5 juta ton pada tahun 2020 atau sebesar 198,1%.
  • Penurunan volume juga terjadi di sektor bisnis beton dari 1,5 juta meter kubik pada tahun 2019 menjadi 874.000 meter kubik pada tahun 2020 atau sebesar 41,8% serta sektor bisnis agregat yang turun dari 2,3 juta ton menjadi 614.000 ton pada tahun 2020 atau sebesar 73,2%.
  • Penurunan volume ini berdampak pada penurunan pendapatan dari Rp 11,1 triliun pada tahun 2019 menjadi Rp 10,1 triliun pada tahun 2020 atau sebesar 8,6%.
  • Laba kotor SMCB naik dari Rp 2,9 triliun pada tahun 2019 menjadi Rp 3 triliun pada tahun 2020 atau sebesar 3,4%.
  • EBITDA SMCB naik dari Rp 1,8 triliun pada tahun 2019 menjadi Rp 2,5 triliun pada tahun 2020 atau sebesar 39,5%.
  • Program-program efisiensi yang dijalankan SMCB sepanjang tahun 2020 mampu membantu menurunkan beban pokok pendapatan sebesar 12,8%. Alhasil, SMCB mampu meningkatkan laba sebelum bunga dan pajak penghasilan sehingga akhirnya mencetak laba bersih dari Rp 499 miliar pada tahun 2019 menjadi Rp 651 miliar pada tahun 2020 atau naik sebesar 30,4%.

 

Presiden Direktur SMCB Aulia Mulki Oemar menjelaskan, rencana kemitraan strategis dengan Taiheiyo Cement Corporation (TCC), upaya pemerintah dalam menggalakan program vaksinasi secara massal, serta program pemulihan ekonomi nasional (PEN), akan melengkapi strategi dan optimisme SMCB untuk meningkatkan kinerja di tahun 2021.

Inovasi-inovasi yang SMCB lakukan sepanjang 2020 untuk menyokong operasional terbukti efektif dalam mempertahankan kinerja positif di tengah pelemahan pasar semen nasional.

“Karena itu, kami akan terus fokus menggarap potensi-potensi lain seperti digitalisasi untuk proses bisnis dan operasional yang efisien, serta melanjutkan rencana kemitraan strategis dengan TCC untuk pengembangan produk dan membuka peluang perluasan pasar melalui pengembangan produk-produk inovatif yang ramah lingkungan,” ungkap Aulia dalam siaran pers yang diterima Kontan, Selasa (30/3).

SMCB juga telah memulai kembali kerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk beberapa proyek perbaikan jalan dan jalur Transjakarta menggunakan produk SpeedCret serta proyek revitalisasi jalur pedestrian dengan produk beton ThruCrete.

Baca Juga: INTP: Pergerakan harga semen dalam dua bulan pertama tahun 2021 masih relatif stabil

Selain itu, SMCB juga terus bermitra dengan para pelanggan melalui inovasi produk beton ApexCrete untuk konstruksi lantai bangunan industri dengan produktivitas serta kualitas hasil yang sangat tinggi.

Beberapa proyek besar yang telah menggunakan produk ApexCrete antara lain pembangunan lantai pabrik PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia seluas 7 hektare di Cikarang, Jawa Barat, serta IKEA di Bandung, Jawa Barat.

Selanjutnya: Semen Indonesia (SMGR) akan bagi dividen Rp 1,12 triliun dari laba tahun buku 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×