Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) baru saja melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Selasa (30/3). Terdapat sejumlah poin yang dibahas dalam RUPST kali ini.
Berikut ini beberapa poin yang disetujui pemegang saham dalam RUPST tersebut. Pertama, menyetujui laporan tahunan perusahaan dan pengesahan atas laporan keuangan perusahaan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020.
Kedua, menetapkan penggunaan laba bersih pada tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020. Ketiga, menunjuk kantor akuntan publik sebagai auditor independen perseroan untuk melakukan audit atas pembukuan perseroan untuk tahun buku 2021.
Keempat, menyetujui pelimpahan kewenangan kepada Dewan Komisaris untuk menentukan tantiem tahun buku 2020 dan remunerasi (gaji, fasilitas, dan tunjangan) tahun buku 2021 untuk Direksi.
Kelima, menyetujui penetapan tantiem tahun buku 2020 dan remunerasi (gaji/honorarium, fasilitas, dan tunjangan) untuk tahun buku 2021 untuk Dewan Komisaris.
Keenam, menyetujui rencana perseroan untuk melakukan penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) kepada para pemegang saham Perseroan melalui mekanisme penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD).
Ketujuh, menyetujui perubahan Pasal 4 Anggaran Dasar Perseroan antara lain mengenai struktur permodalan, sehubungan dengan PMHMETD. Kedelapan, menyetujui Pasal 16 dan Pasal 19 Anggaran Dasar Perusahaan.
Baca Juga: Taiheiyo masuk ke SMCB, begini rekomendasi saham Semen Indonesia (SMGR)
Dalam RUPST kali ini, SMCB juga menjabarkan beberapa hal terkait bisnis perusahaan. Harus diakui, pandemi Covid-19 cukup membayangi bisnis perusahaan sepanjang tahun 2020.
Peningkatan jumlah kasus positif di Indonesia yang berimbas pada peningkatan mitigasi pemerintah melalui berbagai upaya pembatasan pada aktivitas masyarakat serta fokus pemerintah untuk mengalihkan pendanaan pada pencegahan Covid-19 turut mempengaruhi performa pasar semen domestik.
Penurunan konsumsi pasar semen domestik tercermin pada kinerja SMCB sebagai berikut:
- Penurunan volume penjualan semen dan terak SMCB dari 11,9 juta ton pada tahun 2019 menjadi 10,5 juta ton pada tahun 2020 atau sebesar 11,6%. Kenaikan hanya didapat dari penjualan ekspor yang melonjak dari 502.000 ton pada tahun 2019 menjadi 1,5 juta ton pada tahun 2020 atau sebesar 198,1%.
- Penurunan volume juga terjadi di sektor bisnis beton dari 1,5 juta meter kubik pada tahun 2019 menjadi 874.000 meter kubik pada tahun 2020 atau sebesar 41,8% serta sektor bisnis agregat yang turun dari 2,3 juta ton menjadi 614.000 ton pada tahun 2020 atau sebesar 73,2%.
- Penurunan volume ini berdampak pada penurunan pendapatan dari Rp 11,1 triliun pada tahun 2019 menjadi Rp 10,1 triliun pada tahun 2020 atau sebesar 8,6%.
- Laba kotor SMCB naik dari Rp 2,9 triliun pada tahun 2019 menjadi Rp 3 triliun pada tahun 2020 atau sebesar 3,4%.
- EBITDA SMCB naik dari Rp 1,8 triliun pada tahun 2019 menjadi Rp 2,5 triliun pada tahun 2020 atau sebesar 39,5%.
- Program-program efisiensi yang dijalankan SMCB sepanjang tahun 2020 mampu membantu menurunkan beban pokok pendapatan sebesar 12,8%. Alhasil, SMCB mampu meningkatkan laba sebelum bunga dan pajak penghasilan sehingga akhirnya mencetak laba bersih dari Rp 499 miliar pada tahun 2019 menjadi Rp 651 miliar pada tahun 2020 atau naik sebesar 30,4%.