kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

GBP cenderung menguat


Selasa, 18 Juni 2013 / 07:29 WIB
GBP cenderung menguat
ILUSTRASI. 4 Rekomendasi Vitamin Rambut untuk Masalah Rambut Rontok, Cobain Yuk!


Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Poundsterling menguat terhadap beberapa mata uang utama dunia, dipicu rilis data kenaikan harga jual perumahan di Inggris. EUR/GBP, Senin (17/6) pukul 16.00 WIB melemah 0,1% menjadi 0,8489 dibanding sehari sebelumnya. Pairing GBP/USD menguat 0,05% menjadi 1,5715. Tapi, GBP/AUD melemah 0,36% menjadi 1,6353.

Ariana Nur Akbar, analis senior Monex Investindo Futures mengatakan, untuk pairing EUR/GBP, sentimen akan datang dari pernyataan Presiden European Central Bank (ECB) Mario Draghi, Selasa ini (18/6). "Jika pernyataannya negatif, maka pasar akan menanggapi euro dengan negatif," kata Ariana.

Pounsterling berpotensi menguat, terkait beberapa indikator seperti rilis data inflasi konsumen di Inggris yang diperkirakan akan meningkat 2,6%. Namun, "Pasar cenderung lebih melihat sisi euro ketimbang poundsterling," ujarnya.

Suluh Adil Wicaksono, analis Millenium Penata Futures mengatakan, pergerakan pairing GBP/USD masih memberi sinyal bullish. Proyeksi inflasi Amerika Serikat (AS) yang meningkat akan mendorong pounsterling.

AS akan merilis data tingkat inflasi konsumen yang diproyeksikan membaik. Namun, pasar lebih menunggu pertemuan Komite Federal Pasar Bebas (FOMC), Rabu (19/6). "Kalau di FOMC, stimulus akan diberhentikan, maka dollar AS akan menguat," ujarnya.

Wahyu Tribowo Laksono, analis Megagrowth Futures mengatakan, pasangan GBP/AUD masih cenderung stabil. Dollar Australia sedang tertekan beberapa mata uang dunia, karena ancaman perekonomian Australia dan pelambatan ekonomi di China. "Jika poundsterling koreksi, itu hanya sesaat dan sekadar profit taking," ujarrnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×