Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga gas alam kontrak Februari 2018 di New York Mercantile Exchange (NYMEX), hari Jumat (29/12) pukul 14:03 WIB, naik 1,72% ke posisi US$ 2,96 per million british thermal unit (mmbtu). Cuaca dingin ekstrem di Amerika Serikat membuat permintaan pada komoditas penghangat ini naik.
Kantor The National Weather Service Amerika Serikat telah merilis peringatan temperatur akan menjadi sangat dingin atau dangerously cold. Area Utara dan Central Plains, Great Lakes dan Timur Laut menjadi sangat dingin sepanjang pekan ini.
Sedangkan AccuWeather memperkirakan, suhu udara di Boston akan turun satu derajat Fahrenheit atau setara minus 17 Celcius pada 31 Desember, dan New York akan menghadapi suhu sembilan derajat Fahrenheit pada hari itu juga.
Persedian gas alam AS dilaporkan turun dan menyebabkan harga bisa terkerek lebih lanjut. Data dari Energy Information Administration (EIA) AS pada laporan hari ini (29/12) memaparkan, cadangan gas alam defisit sebanyak 112 miliar mmbtu dan total stok saat ini berada di 3,32 triliun mmbtu. Artinya, pemerintah AS telah menarik cadangan mereka untuk kebutuhan penghangat.
"Laporan berikutnya seharusnya menunjukkan defisit lebih besar karena suhu sangat dingin dan cuaca akan menjadi semakin dingin lagi," jelas Art Gelber, Presiden Gelber & Associates di Houstoun kepada Bloomberg.
Namun di tengah permintaan yang besar ini, Shunondo Basu, Analis Bloomberg New Energy Finance memperkirakan adanya kenaikan produksi gas alam menjadi 2 miliar kubik per hari dari posisi sebelumnya di satu miliar kubik per hari selama periode 22 Desember - 11 Januari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News