Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Minimnya dorongan katalis positif dalam pergerakan gas alam membuat harga terus tergerus. Terpaan cuaca yang menghangat membuat permintaan gas alam yang kadung lesu jadi makin seret.
Mengutip Bloomberg, Selasa (26/5) pukul 15.15 WIB harga gas alam kontrak pengiriman Juni 2015 di bursa New York Mercantile Exchange tersungkur 2,04% ke level US$ 2,84 per mmbtu dibanding penutupan akhir pekan lalu. Penurunan tajam ini sudah terjadi dalam sepekan terakhir yang mana harga gas alam sudah tergerus 5,01%.
Ibrahim, Analis dan Direktur PT Ekuilibrium Komoditi Berjangka menjelaskan bahwa faktor fundamental yang utama dalam penurunan ini adalah perkiraan cuaca di Amerika Serikat. Cuaca yang hangat berdampak pada menurunnya kebutuhan pelaku pasar terhadap gas alam.
Karena minimnya kebutuhan akan gas alam, cadangan gas alam di AS hingga Jumat (15/5) yang dirilis Energy Information Administration (EIA) lalu naik di atas rata-rata yakni 92 miliar kaki kubik. Dengan berada di level ini maka mempersempit defisit rata-rata lima tahun menjadi hanya 1,7% dari sebelumnya di bulan Maret 2015 yang mencapai 13%.
“Sempitnya defisit rata-rata lima tahunan gas alam di AS menunjukkan bahwa permintaan gas alam semakin terkikis di pasar,” kata Ibrahim.
Data lain juga menunjukkan hal serupa. Menurut LCI Energy Insight pengiriman gas alam ke pembangkit listrik pada Jumat (22/5) lalu mengalami penurunan sebesar 7% dari hari sebelumnya, Kamis (21/5) menjadi 21,4 miliar kaki kubik. Angka ini juga sudah menurun 9,1% dari periode yang sama di tahun 2014.
“Selain karena permintaan yang minim, index USD pun terus melambung,” papar Ibrahim. Dengan semakin tingginya index USD maka akan semakin sulit bagi gas alam untuk kembali menguat. Sampai Selasa (26/5) pukul 15.20 WIB index USD sudah naik 0,71% ke level 96,70 dibanding hari sebelumnya.
Keperkasaan USD ini seolah tanpa hambatan karena Eropa semakin terpuruk dengan ketidakpastian Yunani. Beredar dugaan di pasar bahwa pada Juni 2015 nanti ketika Yunani dihadapkan dengan tenggat waktu utangnya, negara di Eropa Selatan ini tidak akan mampu memenuhi tanggung jawab tersebut. Permasalahan Yunani yang tidak kunjung usai ini menyeret EUR dan memuluskan jalan USD untuk semakin kuat di pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News