Reporter: Harry Febrian | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Gas alam kempes setelah menyentuh level tertingginya selama enam bulan terakhir. Spekulasi penurunan cadangan gas menjadi penggerak harga gas alam. Namun, cadangan gas alam lebih besar dari proyeksi para analis.
Kontrak pengiriman gas alam untuk Agustus, di New York Mercantile Exchange, Kamis (19/7) pukul 17.20 WIB, melemah 0,27% menjadi US$ 2,965 per juta british thermal units (mmbtu). Per penutupan Rabu (18/7) harga gas alam US$ 2,973 per mmbtu. Itu harga tertinggi gas alam dalam enam bulan terakhir.
Lonjakan harga gas alam disebabkan rilis cadangan gas alam di AS. Para analis memperkirakan cadangan hanya bertambah 33 miliar kaki kubik di minggu yang berakhir pada 13 Juli. Data Departemen Energi AS menunjukkan, selama rata-rata lima tahun, pasokan gas alam bertambah 74 miliar kaki kubik.
Total cadangan gas AS sampai 6 Juli mencapai 3,135 triliun kaki kubik. Nilai cadangan ini 20% di atas rata-rata suplai lima tahun. Turun dari angka rata-rata gas alam yang naik 23%. Data Kementerian Energi AS, surplus gas alam dalam lima tahun terakhir di negeri itu telah merosot.
Analis Askap Futures, Kiswoyo Adi Joe, menilai, harga gas alam masih berpeluang menanjak. "Penurunan tipis merupakan koreksi wajar, karena gas sedang mencoba menembus level psikologis US$ 3," kata Kiswoyo.
Jika berhasil mencapai level tersebut, gas alam berpeluang mendaki hingga harga US$ 3,5 per mmbtu. Di saat itu terjadi, berarti tren harga gas alam terkonfirmasi beralih dari bearish menjadi bullish.
Secara fundamental, Kiswoyo menilai, permintaan gas mulai meningkat. "Gas alam dicari karena semakin tinggi kebutuhan terhadap sumber energi yang bersih," ujar dia. Biasanya, gas alam digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik, yang sebelumnya menggunakan batubara.
Faktor lain yang bisa mengerek permintaan terhadap gas alam adalah datangnya musim dingin di dunia belahan Barat. Kiswoyo menuturkan, ritel mulai menyiapkan stok sehingga bisa mengangkat permintaan.
Secara teknikal, harga gas alam menunjukkan sinyal menguat. Itu terlihat dari stochastic slow yang saat ini berada di level 76, menunjukkan peluang menguat. Moving average convergence divergence (MACD) bergerak sideways dan cenderung naik.
Hanya, indikator bollinger band menunjukkan pergerakan harga gas alam mulai mendekati batas atas, yang berarti laju kenaikan mulai tersendat. "Selama pekan ini, harga bergerak di rentang US$ 2 hingga US$ 3. Jika sudah menembus US$ 3, baru menuju US$ 4," prediksi Kiswoyo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News