Sumber: Reuters |
CHICAGO/SAN FRANCISCO. Lagi-lagi terjadi. Sebuah gangguan software telah memadamkan bursa berjangka Chicago Board Options Exchange (CBOE) selama setengah hari kemarin (25/4). Transaksi dua produk options saham paling besar di bursa AS tak bisa dilakukan.
Peristiwa ini terjadi hanya beberapa hari setelah hacker menyerang situs broker saham Charles Schwab Corp. Dua hari yang lalu, hacker juga membajak akun Twitter Associated Press dan menulis twit palsu tentang ledakan di Gedung Putih yang melukai Obama. Twit itu secara mengejutkan langsung merontokkan indeks Dow Jones dan S&P 500 hingga 1% dalam tiga menit saja.
Namun, CBOE berkata padamnya sistem itu tak berkaitan dengan serangan siber, tapi akibat masalah internal sistem. Sistem CBOE padam selama 3,5 jam.
Dalam memo kepada kliennya, Chief Executive CBOE Bill Brodsky meminta maaf dan berkata telah menangani software yang menyebabkan gangguan. CBOE juga telah membuat beberapa penyesuaian agar perdagangan bisa berjalan normal di hari Jumat.
Monopoli CBOE
Akan tetapi, masalah ini telah menyalakan sejumlah kritik. Salah satunya, soal monopoli CBOE atas perdagangan options. CBOE merupakan bursa yang menangani dua produk options paling penting, yakni Indeks Standard & Poor's 500 (SPX) dan CBOE Volatility Index (VIX).
Investor institusi dan ritel menggunakan dua kontrak ini untuk melakukan lindung nilai terhadap pergerakan sahamnya di bursa AS.
"Ini adalah kerusakan besar atas industri options karena SPX adalah produk penting. Ini juga menjadi wake up call bagi bursa untuk memperbaiki sistem teknis mereka, dan juga bagi regulator," kata J.J Kinahan, Chief Strategist TD Armitrade.
Selama bertahun-tahun, CBOE sukses menghadang upaya rival-rivalnya yang ingin menangani produk options saham. Bursa options tertua di AS ini memenangi dukungan dari pengadilan Illiinois untuk beroleh hak ekslusif kedua produk itu.
Artinya, CBOE memiliki lisensi atas VIX dan SPX sehingga bursa lain tak bisa menawarkan kedua produk ini.
"Situasi ini memberikan argumen besar mengapa regulator harus mengkhawatirkan produk yang hanya tercatat di satu bursa," kata Ed Boyle, Senior Vice President of Strategy di BOX Options Exchange.
Keamanan sistem
Permasalahan teknis dan komputer yang mengganggu jalannya perdagangan sudah beberapa kali terjadi. Tahun lalu, IPO Facebook yang ditangani Nasdaq kacau akibat kesalahan sistem. Setelahnya, transaksi perdagangan lewat broker Knight's Capital juga berantakan akibat software baru yang bermasalah.
Tak ayal, pasar mempertanyakan apakah pasar dapat selalu adil dan berjalan teratur di tengah perdagangan yang semakin digerakkan oleh komputer. Pasar semakin rentan terhadap gangguan pada komputer.
"Semakin banyak peristiwa macam ini terjadi, ini benar-benar merusak kepercayaan pasar. Bursa seharusnya lebih waspada atas struktur sistem mereka dan menyediakan pencegahan dan sistem cadangan," kata Giri Cherukiri, Head Trader Oakbrook Investments LLC.
Dalam hal ini, regulator bursa AS memang sudah bergerak. Bulan lalu, Security Exchange Comission (SEC) mengajukan aturan baru soal sistem perdagangan elektronik. Aturan ini untuk menggantikan standar sistem yang sudah berlaku sejak lama bernama automation review policies (ARP). Dengan mengganti sebuah panduan atau standar dengan aturan, SEC dapat memberi sanksi bagi pelanggarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News